<

KH Makruf Amin Ingatkan Bahaya Radikalisme Yang Berdalih Agama

JAKARTA, IndonesiaPos

Berkembangnya paham radikal pada kelompok maupun individu di dunia termasuk Indonesia, menjadi hal yang perlu disikapi secara bijak oleh masyarakat luas. Mengedepankan rasa toleransi yang tinggi, menjadi prioritas untuk dapat menyaring peluang masuknya radikalisme ke dalam setiap individu.

Seperti yang disampaikan oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, ketika menghadiri Sidang Senat Terbuka Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten di Convention Hall Hotel The Royale Krakatau, Kota Cilegon, Sabtu (14/12/2019).

Wapres menyebut setidaknya terdapat tiga dalih radikalisme yang berkembang saat ini, yaitu dengan dalih agama, supremasi etnis dan kelompok tertentu. “Radikalisme terjadi dan mendompleng di dalam kehidupan masyarakat. Ada radikalisme berdalih agama, supermasi etnis, sehingga melahirkan gerakan-gerakan separatisme. Ada radikalisme dengan dalih kelompok tertentu,” papar Wapres.

Menurut Wapres, gerakan radikalisme dengan dalih agama saat ini paling sering digunakan untuk menjustifikasi penggunaan kekerasan. “Akan tetapi saat ini radikalisme agama yang paling sering digunakan untuk menjustifikasi penggunaan kekerasan,” imbuh Wapres.

Wapres turut menyatakan, sayangnya Islam yang merupakan agama rahmat bagi semesta alam, digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab mencapai tujuan dengan kekerasan. “Saat ini kita juga harus mengakui bhw agama kita, Islam, sebagai agama yang memberikan rahmat kepada semesta alam, digunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab mencapai tujuan dengan menggunakan cara-cara kekerasan,” jelasnya.

Merujuk pada bahayanya radikalisme di tataran masyarakat, Wapres menekankan, sebagai upaya untuk menangka radikalisme maka diperlukan dengan menangkal cara berpikir radikal dan memutus proses transfer cara berpikir tersebut kepada individu maupun kelompol masyarakat lainnya.

“Radikalisme adalah cara berpikir sedangkan radikalisasi adalah transfer cara berpikir yang mentoleransi kekerasan untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, upaya menangkal radikalisme harus dimulai dari upaya menangkal cara berpikir radikal dan kemudian memutus proses transfer cara berpikir radikal tersebut dari satu orang kepada org lain atau dari satu kelompok ke kelompok lain,” ujarnya.

Wapres mendorong agar masyarakat tidak mudah menerima berbagai pikiran radikal dengan dalih apapun termasuk dalih agama. “Upaya menangkal radikalisme dilakukan dengan memberikan imunisasi kpd masy agar tdk mdh menerima pikiran2 radikal tersebut dengan dalih apapun juga termasuk dalih-dalih agama,” jelas Wapres lagi.

Sementara, ketika memberikan orasi ilmiah yang bertajuk “Arus Baru Ekonomi di Indonesia: Perspektif Syariah” pada Sidang Senat Terbuka Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Wapres turut menekankan kampus harus dapat menjalankan peran katalisator terhadap berbagai dinamika dalam masyarakat sehingga mampu mendorong peningkatan kapasitas masyarakat, termasuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kapasitas ekonomi umat dengan tujuan untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. (rri*)

BERITA TERKINI