<

Kunjungan Presiden Jokowi Ke Sumenep Ditolak Mahasiswa

SUMENEP, IndonesiaPos Presiden Republik Indonesia yang ke 7 Joko Widodo akan meresmikan Bandara Trunojoyo dan memberikan bantuan minyak goreng, di Sumenep Madura Jawa Timur. Rabu, (20/4/2022)

Kedatangan orang nomor satu di Indonesia, menuai penolakan keras dari berbagai elemen masyarakat dan para aktivis mahasiswa karena dinilai gagal untuk mensejahterakan rakyat Indonesia

Salah satunya mahasiswa Sumenep Mohammad Chairul Anam, ia  dengan tegas menyatakan, kedatangan presiden Joko Widodo ke kota Sumenep, di tolak oleh warga sumenep, atas dasar kebijakan yang tidak pro rakyat Indonesia. Di antaranya, karena presiden mencabut subsidi minyak goreng, harga Bahan kebutuhan pokok sudah melejit tinggi, dan BBM jenis Pertamax naik, sehingga setiap kebijakan rezim Joko Widodo hanya menguntungkan sang oligarki kekuasaan tertentu.

Anam selaku koordinator aksi menilai, kunjungan kerja presiden Joko Widodo, ke kota Sumenep, hanya sebatas seremonial yang hanya memberikan bantuan minyak goreng, di lokasi Pasar Anom, Pasar Bangkal.

“Ini membuktikan kalau rezim di era pemerintah Joko Widodo, gagal berpikir sistematis dalam setiap langkah dan tindakan presiden Joko Widodo,”terangnya.

Menurut Anam, Seharusnya Presiden bukan memberikan bantuan kepada masyarakat itu yang paling fundamental, yakni merubah kebijakannya yang pro rakyat, dengan menurunkan harga bahan pokok yang bisa terjangkau oleh masyarakat, dan mencabut kenaikan BBM jenis Pertamax, kembalikan seperti biasanya

“Rakyat Indonesia, sebenarnya tidak minta lebih ke Pemerintah yang di pimpin oleh Jokowi, akan tetapi rakyat Indonesia hanya minta yang paling sederhana yaitu turun harga bahan – bahan pokok, karena itu menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia,”katanya.

“Pertama kali mencalonkan presiden RI joko Widodo punya harapan nawacita demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat memilih pemimpin yang tidak lalim, tapi kenyataannya di rasakan seluruh rakyat Indonesia, ternyata presiden Joko Widodo, merubah nawacita menjadi duka cita rakyat Indonesia, ini sebagai bentuk pemimpin yang lalim. Ucapan dan tindakan jauh berbeda dan itu menunjukkan pimpinan yang suka berbohong,”tambahnya.

Anam mengatakan sebagai pemimpin ummat manusia yang di pilih langsung oleh rakyat Indonesia, itu pertama kali yang di lihat adalah ucapan dan tindakan harus sinergis dan sejalan, sehingga dampaknya baik dan benar kepada masyarakat,

Lebih lanjut Chairul Anam menilai Di era pemerintah Joko Widodo ini rakyat Indonesia belum merdeka secara lahir dan batin, oleh sebab itu, kebutuhan secara materil seluruh bahan -bahan pokok mahal banget, akibat dari itu, daya beli menurun, lalu secara batiniah saat masyarakat mengkritik pemerintah tapi di hadapkan dengan UU ITE, dan menjadi delik umum.

Sebenarnya, Indonesia mengalami krisis ekonomi, hanya saja presiden Joko Widodo tidak mengakui secara tegas saja, apa yang di lakukan oleh rezim di era Joko Widodo, diam diam menaikkan harga bahan pokok, menaikkan pajak , seluruh ada di perut bumi semuanya di komersilkan kepada pasar global.

“Maka dari itu, rakyat Indonesia belum menikmati apa yang terkandung dalam di atas bumi ini, yang sudah di jelaskan dalam UUD 45, Pasal 33 (3), Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”tegas Chairul Anam

Ayat konstitusi tersebut, hanya sebatas pajangan bagi rezim di era pemerintah Joko Widodo, bahkan tidak di implementasikan secara Kaffa pasal 33 (3), sehingga sistem pemerintahan bertujuan kepentingan sekelompok orang, bahkan kepentingan oligarki kekuasaan semata.

Reporter : amn/hen

BERITA TERKINI