BANYUWANGI, IndonesiaPos.co.id
Tak biasanya pada langit di tanah Blambangan Banyuwangi, berwana merah saat siang hari. Dianggap tidak wajar, warga sekitar berhamburan keluar untuk menyasikkan fonomena langka itu.
“Ada apa ya, melihat sinar matahari yang biasanya cerah tiba-tiba berubah menjadi kemerahan,”kata warga setempat. Jum’at (25/10/2019)
Peristiwa itu terjadi pukul 11.30 hingga 15.00.WIB, suhu udara terasa panas hingga mencapai 32 derajat celcius, warga yang menyasikkan keajiaban alam merasa terkejut, “saya melihat langit, kok warnanya gak seperti biasa mas, berubah menjadi kemerah-merahan”kata Dodik warga Jambewangi.
Terkait fonemana ini, banyak warga yang berbeda pendapat menganai yang telah terjadi, ada yang mengira adanya gerhana matahari, ada juga yang berpendapat, terjadinya faktor cuaca.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas I Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro., mengatakan, fenomena ini. BMKG menyebut, hal ini sebagai fenomena Mie Scattering Ini adanya partikel yang beterbangan sehingga mengubah fisik dari atmosfir, kemudian partikel berinteraksi di langit, menyebar dan mengubah spektrum warna pada cahaya matahari.
“Fenomena ini disebabkan hamburan sinar matahari oleh partikel kecil (aerosol) yang mengapung diudara atau biasa disebut dengan mie scattering. Ini, terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak (visible) matahari,”ungkapnya.
Gigik menambahkan, peristiwa ini disebabkan adanya asap yang menyelimuti langit Banyuwangi. Sehingga menyebabkan sinar matahari tidak sampai ke bumi dan membuat langit terlihat memerah.
“Tingkat volume asap juga mempengaruhi spektrum warna yang dihasilkan. Ada yang terjadi beberapa jam saja, karena asap telah hilang saat ditiup angin, Namun, cahaya ini tidak berbahaya. Hanya saja, asap dampak kebakaran inilah yang berbahaya,”imbuhnya. (ari Bp )