PAMEKASAN,IndonesiaPos – Dalam rangka meningkatkan represif bagi seorang pencandu narkoba kali ini dilakukan Program Rehabilitasi Adiksi Narkoba di Lapas Kelas II A Pamekasan, Jum’at (17/7/2020).
Rehabilitasi tersebut bagi pecandu narkoba yang digelar dilapas Kelas II A Pamekasan ini adalah keterampilan pembuatan kue dan roti oleh salah satu warga binaan.
Rehabilitasi ini sebagai tindakan untuk para pecandu obat obatan terlarang yang ditujukan bagi korban dari penyalahgunaan narkoba, yang bertujuan untuk memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial pada penderita.
Seperti yang dilakukan oleh warga binaan Kelas II A asal Surabaya, Apriyanto (34) memiliki keterampilan dalam membuat kue dan roti. Kemampuannya yang dimiliki diapresiasikan dalam membuat kue saat ia mengikuti kegiatan rehabilitasi yang diadakan di Lapas Kelas II A Pamekasan.
Saat ditemui didalam Lapas, Apriyanto menceritakan kalau sebelum ia menjadi naarapidana (Napi) ia pernah menempuh pendidikan Diploma I dan kemudian ia mengikuti praktek di salah satu Hotel Bumi Surabaya dan Hotel Mujopahit.
“Dari praktek yang saya jalani, kemudian bergabung dengan orang jepang di Roti Boy di Bali, hingga akhirnya saya menjadi seorang Koki dengan memiliki banyak ide ide dalam pembuatan roti,”katanya kepada IndonesiaPos.
Ide ide dalam pembuatan yang dimiliki oleh Apriyanto ini sangat luar biasa, namun dibalik kemampuan itu dirinya harus mengkonsumsi narkoba dengan alasan, setelah menggunakan obat terlarang tersebut muncul ide-ide baru dalam membuat roti.
Masih ditempat yang sama, dr.Kristanto pembimbing warga binaan, mengatakan, rehabilitasi medis ini yang merupakan kelanjutan dari program rehabilitasi yang pernah dilakukan sebelumnya.
“Seperti meeting, seminar, konseling, pemeriksaan kesehatan dan program lainnya. Kali ini rehabilitasi ini kita mengarahkan ke vokasional untuk melatih keterampilan dan mengolah kemampuan mereka untuk tetap eksis saat kembali pada keluarga dan mesyarakat,”katanya.
Menurutnya, ada dua petugas yang termasuk salah satu warga binaan yang merupakan senior, dan kebetulan keduanya sudah bisa melatih mereka, sehingga pihaknya dapat mengoptimalkan untuk bisa melatih teman temannya yang lain.
Kreatifitas dalam pembuatan roti ini dimulai dari pembuatan kue kering, nastar, roti manis, roti boy, bluder, piza, kue terang bulan. Dan kegiatan yang mereka lakukan ini untuk diri nya sendiri karena keterampilan membuat roti ini menjadi bekal dia usaha bekal setelah keluar dari Lapas dan kita optimalkan bisa melatih teman teman nya yang lain.( Ndri ).