Assalamualaikum wr wb.
Bismillah, Alchamdulillah, Allohumma Sholli ‘ala Muchammad wa ‘alaa Aalih wa Ashhaabih.
Menciptakan Kemashlachatan atas yang dipimpin itu adalah tugas pokok setiap pemimpin. Kita yang juga sebagai pemimpin keluarga dalam skala kecilpun, punya tugas dan kewajiban yang sama, tidak ada lain kecuali untuk menciptakan kemashlachatan atas yang kita pimpin. Terlebih bagi pemipin negara. Seperti Bupati, Gubernur bahkan Presiden.
Jadi, bilamana ada seorang pemimpin, Bapak, Bupati, Gubernur atau Presiden yang membuat aturan dan melaksanakannya dengan mengedepankan se BESAR-BESARNYA MANFA’AT bagi yang dipimpin, maka semua itu adalah sesuatu yang memang SEHARUSNYA dan SEMESTINYA. Tidak perlu ada puja-puji, apalagi di-sanjung-sanjung. Karena sejatinya, “DIA HANYALAH PELAYAN” sementara yang “DILAYANI lah yang ADALAH”???
Ibaratnya begini ;
“Sholat itu hukumnya wajib, seharusnya tidak perlu atau bahkan dilarang untuk dipamèrkan. Maka akan jadi terlihat lucu, ketika yang jadi ma’mumnya malah halo-halo dan woro-woro bahwa sang imam telah melaksanakan sholat. Semakin aneh dan lucu terlihat siapapun, ketika ada orang tidak sholat, tapi digembar gemborkan telah melaksanakan sholat oleh pengikutnya”.
“Kalau ada seorang bapak berkorban untuk keluarga “sampèk bundas kabeh awak lan bandanè”, kan memang sudah kaprahè. Sebaliknya, ketika ada seorang bapak tidak melakukan apa-apa, kemudian ngeKlaim sana sini, dan lebih-lebih bapak tersebut “manganè ndisi’i bojo lan anak2e” . Bapak macam apa itu, masih layakkah dia disebut Pemimpin ?”
Mugo-mogo tulisan ini benar dan bermanfaat, Aamiiin.
Selamat ber ibadah dibulan puasa, semoga pertolongan Allah menyertai hari-hari kita semua, Aamiiin.
Gus Saif
Pengasuh Pondok Pesantren ASHRI Talangsari
Sabtu, 8 Ramadhan/ 2 Mei 2020
