JAKARTA, IndonesiaPos – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam laporan triwulan Keketuaan Indonesia di ASEAN menyoroti fokus tiga pilar. Fokus itu adalah “ASEAN Matters”, “Epicentrum of Growth”, dan Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
“ASEAN Matters” sebagaimana diketahui di pilar ini, kapasitas ASEAN penting untuk diperkuat dan kita ingin menjadikan ASEAN dapat bekerja lebih efektif sehingga mampu mengatasi tantangan masa depan. Kesatuan dan sentralitas ASEAN penting untuk terus dijaga, agar ASEAN mampu terus menjadi lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Retno dalam pengarahan pers, Rabu (5/4/2023) di Gedung Nusantara, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
“Di pilar ini, juga sedang disiapkan sebuah visi besar ASEAN 2045 yang saat ini sedang disusun oleh High Level Task Force. Selain itu tengah dilakukan pembahasan rancangan “ASEAN Leaders Statement on the Strengthening ASEAN’s Capacity and Institutional Effectiveness” yang akan diadopsi diadopsi saat KTT ke-42 ASEAN Mei mendatang,” ujarnya.
Retno menjelaskan sejumlah prioritas tengah dibahas di dalam pilar “ASEAN Matters”. Diantaranya, pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi serta percepatan negosiasi teks Code of Conduct (COC).
“Penguatan institusionalisasi Dialog HAM di ASEAN, Penyusunan Peta Jalan keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN dan pnandatanganan Protokol SEANWFZ oleh Nuclear Weapon States (NWS) yang prosesnya terhenti pada 2012,” katanya.
Pilar “Epicentrum of Growth” dalam tiga bulan terakhir juga memprioritaskan sejumlah fokus, yang saat ini tengah dibahas. Seperti, penguatan arsitektur kesehatan melalui “One Health Initiative” dan penguatan pendanaan darurat kesehatan untuk memperkuat keamanan kesehatan nasional dan kawasan.
“Penguatan ketahanan pangan kawasan melalui ketersediaan pangan regional di masa krisis dan penguatan ketahanan energi termasuk melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik,” kata Menlu.
BACA JUGA :
- Polisi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa dan Gaza
- BRIN Minta Elite Partai Komitmen Dukung RUU Perampasan Aset
- DPR Janji Segera Bahas RUU Perampasan Aset
- Pekan Depan, Dewas KPK Akan Bahas Laporan Endar Priantoro
“Upaya Penguatan stabilitas keuangan kawasan termasuk melalui penggunaan mata uang negara ASEAN dalam transaksi perdagangan dan konektivitas mekanisme pembayaran di kawasan ASEAN. Digitalisasi ekonomi dan sektor pariwisata juga akan terus diarusutamakan di bawah keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini,” kata Menlu.
Pilar ketiga “Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)”, saat ini difokuskan pada rencana penyelenggaraan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF). Menurut rencana AIPF akan menjadi rangkaian penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN pada 5 – 7 September di Jakarta.
“Selama keketuaan Indonesia, Indonesia ingin melihat penguatan kerja sama konkret, dari AOIP dengan penekanan pada prinsip inklusivitas dan kerja sama ekonomi serta ekonomi pembangunan,”
“Pendekatan ke negara anggota ASEAN dan mitra eksternal ASEAN untuk me-register proyek-proyek konkret dalam konteks AOIP pada AIPF secara intensif terus dilakukan,” ujarnya.
Sementara, sejak Januari hingga akhir Maret 2023 sebanyak 190 pertemuan telah dilaksanakan di berbagai tingkatan dari 531 pertemuan dalam Kalender Keketuaan Indonesia di ASEAN. Dari 531 pertemuan tersebut, yang harus dituanrumahi oleh Indonesia adalah 301 pertemuan, di mana 73 diantaranya dilakukan di Gedung Sekretariat ASEAN.