SUBANG, IndonesiaPos
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) di Jalan Raya Patok Besi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di sana, Syahrul melihat secara langsung deretan mesin-mesin canggih robot tanam hasil karya Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), seperti Traktor Autonomous dan Mesin Drone penebar benih padi yang memiliki kapasitas 15 kilogram.
Beberapa mesin canggih yang didemokan antara lain Traktor Perahu atau Boat tractor yang merupakan traktor pengolah tanah dengan konsep traktor roda dua, tetapi mengapung seperti perahu dan Mesin Panen dan Olah Tanah Terintegrasi yang merupakan Alsin panen padi terintegrasi dengan olah tanah yang mampu melakukan 2 proses sekaligus, yaitu proses memanen padi sekaligus olah tanah dengan rotary, mempercepat dan mengurangi pekerjaan olah tanah, serta memutus siklus perkembangan OPT padi.
“Teknologi 4.0 harus kita jalankan untuk anak-anak kita ke depan yang tidak mau bertani dengan cara berlumpur,” ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat Me-launching produk Inovasi Teknologi VUB Padi dan Alsintan 4.0, Wujudkan Pertanian Maju, Mandiri dan Modern,
Syahrul mengatakan, penggunaan teknologi diharapkan mampu menambah daya gedor Kabupaten Subang untuk terus meningkatkan produksi di tahun-tahun mendatang.
“Dengan teknologi saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi di Kabupaten Subang. Pakailah alat 4.0 yang ada ini dan pakailah benih hebat ini. Supaya apa, supaya kita bisa ekspor. Oleh karena itu, kita harus serius mengurus pertanian ini,” katanya.
Menurut Syahrul, sektor pertanian memiliki keunggulan yang strategis karena bisa mengubah nasib banyak orang menjadi lebih baik. Sektor ini merupakan sektor yang bisa dioptimalkan menjadi lapangan pekerjaan dan bisnis besar-besaran.
“Pertanian itu bicara kepentingan rakyat dan bicara kehidupan orang-orang di sekitar kita. Menyayangi pertanian berarti kalian adalah pahlawan yang menyelamatkan bangsa dan negara. Oleh karenanya mengurus pertanian itu bukan hal yang kecil,” katanya.
Sementara Bupati Subang, Ruhimat berjanji akan mempertahankan Kabupaten Subang sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Karena itu, dia berharap para penyuluh, petani dan pihak lainnya bersama-sama membangun gerakan pertanian modern untuk mendukung ketahanan pangan.
“Kehadiran pak menteri Insya Allah memberikan barokah untuk BBPadi dan pertanian di Subang. Saya optimis kehadiran bapak membawa barokah dan optimis kepada Subang untuk terus menjadi wilayah lumbung padi nasional,” tukasnya.
Untuk diketahui, pengelolaan padi yang dilakukan BBPadi sudah menggunakan mekanisasi dan teknologi berbasis Internet of Thing (loT), Cyber-physical System, dan Management Information System. Basis teknologi ini masuk pada mesin-mesin Drone, Robot Tanam, Traktor Roda Crawler Otomatis.
Selain itu, BBPadi juga telah menerapkan teknologi sheet pipe system untuk mengatur tata air sehingga berjalan efektif dalam mendukung peningkatan hasil gabah terutama pada musim kemarau. Adapun hasil produksi yang dihasilkan diantaranya padi beras merah pulen (varietas pamelen), varietas pamera (padi beras merah beraroma), beras jeliteng (beras hitam pulen), padi beras ketan putih (paketih) yang merupakan persilangan ketan hitam dan pandan wangi cianjur. Varietas lain yang sudah banyak beredar di mayarakat adalah inpari 33, Inpari 42 gsr (green super rice) dan Inpari 32 hbd. Terakhir, mereka mampu menggantikan padi unggul Inpara 30 Ciherang sub 1 yang sudah diterapkan di 30 persen kabupaten.
Pergantian VUB perlu dilakukan untuk menggantikan varietas-varietas yang aspek ketahanannya terhadan OPT, khususnya penyakit (blas dan kresek) sudah mulai berkurang. Dengan beredarnya varietas-varietas unggul baru yang bersifat adaptif ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pertanaman padi. (sul)