PAMEKASAN – IndonesiaPos
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto melakukan panen perdana ketahanan pangan di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, kabupaten Cilacap Jawa Tengah pada hari Kamis.
Lapas Nusakambangan tahun 2025 ini berhasil melakukan panen perdana, sehingga mulai mampu menyumbang kebutuhan makan di lapas Nusakambangan. Selain itu juga untuk mendukung kebutuhan pasar masyarakat umum.
Kegiatan panen perdana di Nusakambangan, Menteri Agus meresmikan Trainning Center , sebagai pusat pelatihan pegawai pemasyarakatan kerjasama dengan YPII (Yayasan Penerima Internasional Indonesia).
“Alhamdulillah, Lapas Nusakambangan telah mampu menyumbang kebutuhan makan dilingkungan Lapas Nusakambangan, dan menyiapkan untuk mendukung kebutuhan pasar masyarakat umum,”kata Menteri Agus.
Agus, kemudian melanjutkan panen ke ladang jagung seluas 6,2 hektar di area pertanian Lapas Gladakan. Menurutnya, panen jagung varietas hibrida ini, nantinya dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam petelur yang nantinya akan dikembangkan di Nusakambangan.
“Untuk saat ini rata-rata produksi telor per hari lebih dari 1400 butir. Untuk produk perkebunan lainnya adalah sayur mayur, cabai, tomat, terong, timun,”jelasnya
Selain panen pada beberapa produk pangan, Agus pun melakukan pengecekan menyeluruh yaitu peternakan kambing, kerbau dan ayam serta budidaya ikan, juga meninjau persiapan budidaya udang vaname di luas tanah 61,5 hektar di dua wilayah di Nusakambangan, yaitu Bantar Panjang dan Pasir Putih.
“Total luas tanah 167,194 hektar area Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah saat ini sedang kami optimalisasi untuk menjadi lumbung ketahanan pangan dan masih berpotensi akan lebih dikembangkan,”sambungnya.
Dengan program ketahanan pangan di Nusakambangan ini Agus menekankan, bukan hanya spirit untuk menjadi lumbung ketahanan pangan, tapi yang tidak kalah pentingnya bagaimana mampu memberdayakan dan memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk terlibat dalam program ini. Karena, bagian dari pembinaan ketika kembali ke masyarakat menjadi warga yang memiliki ketrampilan, sehingga nantinya dapat berperan positif dalam pembangunan Negara.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kami mampu memberdayakan dan memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk terlibat dalam program mulia ini,”imbuhnya.
Salah satu warga binaan yang bekerja di ladang jagung mengungkapkan, suka citanya kerana telah diberikan kesempatan untuk bekerja.
“Saya senang sekali karena mendapatkan pengetahuan di bidang pertanian, disini saya banyak belajar. Dengan belajar program ini, saya punya rencana untuk bertani setelah bebas dari lapas,”ungkapnya.
Dengan ilmu yang ia dapatkan, juga dapat premi (bayaran) dari bekerja di ladang. “Dapat ilmu bermanfaat sekaligus dapat uang,”ungkapnya.
Terpantau, warga binaan pemasyarakatan yang bekerja di area ketahanan pangan Nusakambangan adalah warga yang sudah masuk tahap program asimilasi dan sudah melalui sidang tim pengamat pemasyarakatan (TPP) dan sekitar 200 orang warga binaan yang bekerja di area tersebut.
Pulau Nusakambangan juga digadang-gadang sebagai lumbung ketahanan Nasional, yang mampu membangun sarana dan produk pendukung, yaitu Fly Ash and Bottom Ash (FABA), Balai Latihan Kerja (BLK) serta pembangunan jalan sekitar 11 Km.
Selain itu, semua program ketahanan pangan berikut dukungannya, merupakan hasil kolaborasi dengan banyak stakeholder yang digaet untuk program ketahanan pangan dan pendukungnya antara lain bank Rakyat Indonesia (BRI), PLTU, beberapa perusahaan, yayasan dan NGo (organisasi non pemerintah).(hen)
Sejumlah Pejabat Disperta Bondowoso dan Patani di Desa Cangkring Panen Raya Jagung