PAMEKASAN, IndonesiaPos,co.id
Miris dan ironis puluhan tahun sepasang pasangan suami istri Hasbullah (55) dengan Munarya (52) warga asal Dusun Timur, Desa Ambender, Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan Madura Jawa Timur.bertahan hidup di gubuk yang kumuh dan pengap.
Kedua pasutri ini tak dikaruniai keturunan, untuk menyambung hidupnya mereka bekerja panggilan sebagai seorang pencangkul tanah sawah.
Tubuh kakek yang paruh bayah ini kurus kerontang, tak memikirkan akan kesehatannya dirinya terus berkerja untuk menyambung hidupnya bersama sang istri yang selalu setia menemai hidupnya kendatipun kondisi hidupnya dalam kekurangan.
Sungguh miris gubuk ketika melihat tempat untuk bernaung dari puluhan tahun tak terjamahkan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Bahkan mereka tak pernah menikmati semua program kesejahteran sosial, baik Raskin hingga program Rastra dan PKH.
Sementara pemerintah Kabupaten Pamekasan tak pernah menjamah kedua orang tua renta ini. Sehingga tak terbesit dalam pikiran bila yang benar benar tak mampu ini harus dan hanya mendengar cerita cerita raskin maupun rastra.
Yang lebih mengenaskan lagi, dikala musim hujan gubuk itu dipastikan kemasukan air hujan yang akan membasahi isi rumahnya dan membuat sepasang pasutri ini harus bernaung dirumah tetangga.
Diceritakan oleh Hokiful Anwar salah satu perangkat (Kaur Keuangan) di desa Ambender, ia menjelaskan kehidupan Hasbullah dengan istrinya Munarya masih diusahakan untuk mendapat bantuan, karena sejak dulu dirinya mengajuak namun tak pernah terealisasi. “Saya pernah mengajukan bantuan untuk Bapak Hasbullah tapi belum terealisasi hingga tahun 2019,”kata Hofiku Anwar. Selasa, (12/11/2019).
Menurutnya, semua persyaratan pengajuan sudah dipenuhi, namun tak kunjung direalisasikan .“Persyaratan data yang diminta oleh pihak Koramil setempat terkait bantuan RTLH, sudah saya berikan. Dan ketika kami berikan datanya ternyata banyak sekali yang mengajukan ke Koramil Pegantenan. Sedangkan untuk Bapak Hasbullah tidak terealisasi dikarenakan dari pusat hanya sedikit,” keluh Anwar panggilan akrab Kaur Desa Ambender.
Karena usulannya tidak terpenuhi, Anwar hanya pasrah. Sementara bantuan dari Dinas Sosial kabupaten Pamekasan baik itu Rastra maupun Jalin Matra tidak dapat.
“Saya sangat sedih dan kasiahan terhadap bapak Hasbullah karena bantuan bantuan dari pihak Dinas Sosial tidak pernah dapat. Bahkan, saya sudah berupaya berkonsultasi dengan pendamping dari Kabupaten jika untuk sementara pengajuan itu tidak bisa diroling atau digantikan,”ucapnya penuh keluh.
Anwar berharap masih ada peluang untuk dapat membantu keluarga miskin. “Semoga upaya konsultasi itu Insya Alloh, kata para pendamping dari Kabupaten tahun 2020 akan ada roling program,”katanya.
Sebagai perangkat Desa baru, Anwar terus berupaya dan semaksimal mungkin untuk dapat bantuan RTLH. Ia akan terus melakukan komunikasi dengan kepada Kepala Desa yang baru. Ia akan mendata RTLH di Desa Ambender ini dan akan mengajukan ke Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan. “Bagaimanapun caranya saya akan upayakan baik itu ke pihak Dinas Sosial maupun ke Instansi lainnya,”imbuhnya.
Mendengar kakek dan Nenek yang hidup memperihatinkan ini, sejumlah relawan kemanusiaan datang mengunjungi Hasbullah dan sekaligus memberikan bantuan.
“Ini potret kemiskinan yang masih ada di Kabupaten Pamekasan, Bapak Hasbullah ini patut untuk menerima bantuan dari pihak terkait dan semoga kedatangan para relawan dengan awak media bisa meringankan kehidupan bapak Hasbullah,” kata salah satu relawan. (ndri/ayu).