BONDOWOSO, IndonesiaPos – Petani di Kecamatan Pakem seakan sudah putus asa menggunakan pupuk bersubsidi pemerintah. Sebab, selain
Kelangkaan pupuk subsidi masih terjadi, sementara harganya juga semakin mahal. Sehingga petani beralih pada pupuk kandang.
Seperti yang diungkapkan Iman Mohraji Warga Desa Andung Sari Kecamatan Pakem. Ia mengaku putus asa, karena pernah diberi beli pupuk oleh kios.
“Karena terlanju nabur benih, sementara pupuk tidak tersedia, terpaksa saya menggunakan pupuk kandang, untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman,”ungkap Kasun Andungsari ini.Kamis (11/8/2022).
Mohroji mengungkapkan, sejak pupuk langka dan sulit didapat, pada tahun 2021, beralih ke pupuk kandang, apalagi harganya di kios juga mahal.
“Meski begitu, saya memberi uang sebesar 50 ribu sebagai pengganti uang lelah kepada pemilik hewan yang menimbun kotoran, kemudian kotoran itu dibawa kesawah untuk dijadikan pupuk tanaman,”tegasnya.
BACA JUGA :
Bahkan, menurut dia, sejak tahun 2021 hingga tahun 2022 dirinya tidak pernah menebus pupuk bersubsidi dari pemerintah. Walaupun dirinya punya hak untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Yang lebih ironis, saya merasa heran ada nama dan nomor KTP saya tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi. Saya dilaporkan telah menebus pupuk subsidi sebanyak 700 kilogram (Kg) pada tahun 2021. Padahal, saya tidak pernah tebus pupuk bersubsidi. Kok malah nama saya ada didata penebusan,”paparnya.
Mohraji mengemukakan, dirinya tidak mengetahui selama ini siapa yang menggunakan identitasnya untuk menebus pupuk bersubsidi. Bahkan, yang memasukkan nama dia dalam data RDKK saja dia tidak tahu.
“Saya tidak pernah menyuruh orang lain untuk menebus dan mengambil jatah pupuk subsidi miliknya di kios, karena ketika saya mau beli pupuk selalu dbilang tidak ada,”imbuhnya.