BANYUWANGI, IndonesiaPos
Setiap memasuk tahun politik, posisi dan peran ulama bisa dipastikan akan naik daun. Preferensi dan keputusan para warga masyarakat menetapkan pilihan afiliasi partai politik, anggota legislatif yang dipercaya sebagai wakilnya, maupun pemimpin daerah dan pemimpin nasional, salah satunya masih dipengaruh suara para ulama.
Seperti analisa dan kajian sebagai pengamat politik yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gempur dalam melihat situasi moment Pilkada tahun 2020 di Banyuwangi dengan menitik beratkan peran ulama di kancah politik.
Ketua LSM Gempur yang akrab di panggil Edi Gempur menyampaikan bahwasanya dalam momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Banyuwangi ini peran ulama masih menjadi senjata yang ampuh dalam menggaet calon pemilih.
” Even pemilihan yang melibatkan masyarakat umum secara luas, baik pemilihan pejabat publik maupun yg lain, faktor daya tarik menjadi satu satunya senjata yg ampuh untk menggaet sebanyak banyaknya calon pemilih. Tdk terkecuali seperti saat pelihan kepala daerah secara langsung pada saat ini. Figur daya tarik ( menjadi magnet ) yg dimiliki tokoh tokoh di tengah tengah masyarakat akan menjadi “buruan” para kandidat maupun tim sukses untuk menggandengnya. Apalagi tokoh yg dianggap magnet tersebut merupakan “panutan” di tengah kehidupan masyarakat. Tak terkecuali ulama, kyai, dan guru guru ngaji yg sampai detik ini masih menjadi “buruan” utama para kandidat maupun tim sukses. Belum lengkap rasanya para kandidat calon kepala daerah apabila blm mendapat dukungan dari ulama / kyai dan guru ngaji pada daerahnya masing masing.” Paparnya
Lebih lanjut Edi mengungkapkan bahwa sosok atau figur ulama, kyai dan guru ngaji yang mempunyai dua sisi yaitu secara personal merupakan panutan dan sebagai kekuatan penggerak.
“Diakui atau tidak sosok atau figur ulama dan kyai adalah sebagai “mesin politik” yang ampuh untuk mencapai tujuan kemenangan baik dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan legislatif. Karena ulama,kyai dan guru ngaji merupakan salah satu elite strategis yang mempunyai kedudukan terhormat dan berpengaruh dalam budaya masyarakat Islam Indonesia. Dukungan dan keikutsertaan ulama dan kyai dalam kancah pemilihan kepala daerah serta perpolitikan nasional akan sangat mewarnai dinamika pembangunan nasional secara umum”, pungkasnya. (ris,dod)