JAKARTA – Sejumlah teknopreneur terkemuka Indonesia, yang memiliki perusahaan bernilai jutaan dolar, resmi bergabung dengan PDIP dan menduduki jabatan penting dalam partai. Mereka itu diantaranya, Nadiem Makarim pendiri GO-JEK, Achmad Zaky pendiri Bukalapak, dan Wiliam Tanuwijaya pendiri Tokopedia.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Megawati Sukarnoputri, Minggu 21 Juli 2019, di Kantor DPP PDI Perjuangan. “Sudah waktunya kita memberikan arah yang jelas untuk pembangunan bangsa,” kata Megawati dalam pidatonya.
“Bangsa ini tidak boleh ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di dunia. Kita harus kompetitif di era digital seperti sekarang. PDIP akan memastikan bahwa anak bangsa kita akan menjadi pemain-pemain penting dalam percaturan global.”
Perekrutan para teknopreneur muda tersebut, menurut Megawati, adalah langkah penting untuk membawa “perspektif penguatan pembangunan teknologi” ke dalam tubuh partai. Megawati berharap, para teknopreneur muda dapat memberi sumbangsih penting bagi bagi perumusan arah baru partai yang lebih kompatibel dengan tantangan zaman, terutama tantangan-tantangan industri digital.
“Wong cilik jelas-jelas tidak bisa lepas dari dunia digital ini. Wong cilik tidak bisa terhindar lagi dari segala sesuatu yang berbau online. Tidak boleh tidak, PDIP harus mulai memikirkan arah baru partai,” lanjut Mega. “Pada gilirannya, saya berharap Nadiem Makarim dan kawan-kawan yang akan menakhodai partai wong cilik ini.”
Presiden Jokowi, yang hadir dalam acara itu, memberikan penghargaan kepada para teknopreneur muda yang menurutnya telah memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Jokowi pun mengaku senang sekali karena mereka akhirnya mau bergabung di bawah payung partai yang sama dengannya.
“Mas Nadiem Makarim, yang masih sangat muda, baru berusia 35 tahun, telah menjadi salah satu pahlawan penting bangsa ini di era sekarang,” kata Jokowi. “Di bawah kepemimpinan Nadiem, GO-JEK berhasil menggerakkan roda perekonomian negara. Saat ini GO-JEK telah memiliki lebih dari 1 juta mitra pengendara, dan lebih dari 30 juta pengguna—yang artinya, hampir seperempat orang dewasa di Indonesia adalah pengguna GO-JEK.”
Jokowi mengaku tidak sabar melihat karya apa yang akan ditorehkan Nadiem dan kawan-kawan di dalam partai. Dan Jokowi percaya, mereka bukan hanya akan meninggalkan “legasi” di tubuh partai, tetapi juga bagi bangsa ini secara keseluruhan.
Seorang petinggi partai lain, yang duduk tidak jauh dari posisi Mandhaninews, terlihat sangat tidak tenang. Tak lama kemudian, beliau beranjak dari tempat duduknya menuju ke toilet. Beliau ternyata tidak berniat baik buang air kecil maupun air besar, melainkan merokok. Itu terbukti dari tingkah laku beliau yang bukannya belok kiri ke toilet malah belok kanan ke arah pekarangan belakang, beliau pun merogoh saku celana dan mengeluarkan seperangkat alat merokok alias sebungkus garpit dan sebatang TOKAI. Kami mengeluarkan perlengkapan serupa dan mengikuti langkah beliaunya.
“Sebats nih, Pak,” kata saya ketika sampai di TKP.
Beliau hanya mengangguk.
“Pusing di dalam, Pak?” kata saya mencoba memancing-mancing.
Beliau sepertinya tidak terlalu tertarik menanggapi saya. Beliau terus saja asyik sendiri dengan asap rokoknya.
Ya sudah, kami diam-diaman saja.
Setelah selesai merokok, beliau melempar puntung rokok dengan agak kasar ke tanah lalu menginjak-injaknya. “Brengsek nih PDIP!” katanya.
Saya diam saja, pura-pura tidak ada di sana, padahal saya ingin bertanya, “Berengsek kenapa sih, Pak?”
Beliau mendekati saya, muka beliau hanya berjarak kira-kira satu centimeter dari muka saya. “Coba Anda banyangkan, CEO GO-JEK, Bukalapak, Tokopedia, semua bergabung ke PDIP!” ujar beliaunya.
“Itu kurang lebih sama saja dengan Pak Harto menguasai ABRI waktu Orde Baru. Ke depan, hampir bisa dipastikan partai-partai lain akan keok! Mati demokrasi kita.”
Beliau kemudian mengingatkan saya untuk tidak menulis namanya. Boleh menuliskan apa yang beliau katakan, tapi tidak namanya. Saya mengangguk.
Seusai acara, saya ikut rombongan wartawan yang mewawancarai Nadiem Makarim. Dalam kesempatan tersebut, Nadiem menggunakan semua yang serbamerah dari ujung kaki hingga ke ujung leher. Sepatunya merah, kaus kakinya merah, ikat pinggangnya merah, kemejanya merah, dan jasnya juga merah. Hanya logo GO-JEK yang tidak merah yang tertempel di dada kiri jas Nadiem.
Sejumlah Wartawan mengerubungi Nadiem bertanya alasan mengapa akhirnya dia bersedia bergabung ke PDIP.
“Ya … saya kan mengidolakan Jack Ma. Jack Ma telah bergabung dengan Partai Komunis China, partai yang berkuasa di China, saya bergabung dengan partai yang juga berkuasa: PDIP”. (*)