<

Padagang di Pasar Jateng Beberkan Kenaikan Harga  Cabai Terus Meroket

SEMARANG – IndonesiaPos

Dampak kemarau hingga mengakibatkan hasil panen merosot, harga cabai rawit merah (lombok setan) di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah melonjak dari sebelumnya Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp90 ribu per kilogram.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu (27/7) di sejumlah pasar tradisional di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak dan Kudus, harga cabai rawit merah melonjak hampir 100%, pada awal pekan sebelumnya harga masih berkisar Rp50 ribu per kilogram, namun saat ini telah naik menjadi Rp90 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabai jenis lain juga ikut meningkat seperti rawit putih dari sebelumnya Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, merah keriting Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram, rawit hijau Rp35 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram, cabai hijau Rp25 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

“Seluruh harga cabai naik, tapi paling terasa naiknya adalah rawit merah,” ujar Naning, pedagang cabai di Pasar Johar Semarang. Sabtu, (27/7/2024)

Hal serupa diungkapkan Titien,(45), pedagang cabai di Pasar Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, meskipun di daerah ini juga penghasil cabai, namun banyak tanaman mati atau tidak berbuah akibat kemarau dan keterbatasan air, sehingga hasil panen merosot dan harga melonjak.

“Dari petani saja sudah tinggi, apalagi di pasar lebih tinggi lagi,”ujarnya.

Pada hari biasa, ungkap Titien, para pedagang cabai di Pekalongan dan Batang masih mendapat pasokan dari sejumlah daerah seperti Pemalang, Kendal dan Demak.

“Tapi, dari sejumlah daerah itu sekarang tidak ada panen dan jikapun masih ada sudah habis di daerah sendiri dan Kota Semarang, maka harga cabai meningkat saat ini,”terangnya.

Sementara itu Rojak, (60), petani di Sumowono, Kabupaten Semarang mengatakan harga cabai mengalami kenaikan saat ini karena tidak ada lagi panen sebagai dampak kemarau.

“Bahkan, tingginya harga saat ini tidak dirasakan oleh petani karena yang masih ada jumlah merosot jauh, yakni biasanya dari satu hektare lahan dapat memanen hingga satu kwintal per hari, kini tidak sampai 20 kilogram,”ungkapnya.

“Banyak tanaman yang mati, jika masih hidup juga tidak berbuah karena keterbatasan air, bahkan setiap hari terpaksa petani menimba dari sungai untuk menyirami,” ujar Marjito,50, petani lain di Getasan, Kabupaten Semarang.

Petani lain di Trengguli, Kabupaten Demak Suryadi,(40), mengatakan sejak dua bulan lalu sudah tidak ada hujan di daerah ini, sehingga banyak tanaman cabai yang mati sebelum sempat panen, sedangkan untuk memulai penanaman lagi juga kesulitan karena ketiadaan air.

“Sungai sudah kering, untuk menyirami tanaman tidak ada lagi air dan terpaksa kita anggurin sawah yang ada,”imbuhnya

Cabai Mahal, KPPU Curigai Ada Spekulan Permainkan Harga

BERITA TERKINI