BONDOWOSO, IndonesiaPos
Terhitung sejak Kamis (3/12/2020) Rumah Sakit Daerah (RSD) Koesnadi Bondowoso tak lagi menerima pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lantaran ruangan IGD penuh menampung pasien berstatus suspek Covid-19.
Saat ini, hanya pasien yang mengalami masalah pada pernapasan dan pelayanan obstetri neonatal esensial/emergensi komprehensif yang diizinkan mengunjungi IGD.
Direktur RSD Koesnadi dr Yus Priatna A mengemukakan, untuk saat ini pasien yang memiliki gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, atau memiliki riwayat perjalanan dari luar kota serta kontak dengan pasien Covid-19.
Terkait penutupan layanan sementara ini dilakukan demi keselamatan pasien dan para perawat. “Ditutup karena pasien suspek Covid-19 menumpuk di rumah sakit,”kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSD dr Koesnadi Bondowoso.
Sementara pasien kategori suspek Covid-19 menumpuk di IGD karena menunggu hasil tes swab keluar. “Otomatis, daripada membahayakan pasien, kami tutup sementara,”kata Yus Priatna.
Menurut dia, IGD kembali dibuka jika jumlah suspek Covid-19 yang menumpuk di IGD berkurang. Saat ini sudah ada sepuluh pasien yang menjalani pemeriksaan di ruang IGD. Namun, karena keterbatasan alat, hasil tes swab tak bisa keluar dalam waktu singkat.
“Saya hanya khawatir, karena penumpukan pasien di IGD berpotensi meningkatkan penularan. Sebab, sudah ada 59 pegawai rumah sakit yang terkonfirmasi positif Covi-19. Hal itu dapat menyebabkan tenaga perawat juga berkurang,”tegasnya
Lebih jauh dia menambahkan, untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan, pihak RS sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan. Hasilnya, akan ada penambahan perawat.
“Sedangkan fasilitas yang ada diruang isolasi, masih ada 20 kasur dari total 60 kasur, dan pasien yang dirawat sebanyak 48 orang,”ungkapnya.
Kendati demikian, RS sudah mewajibkan penerapan protokol pencegahan covid-19. Namun, karena masyarakat yang berobat cukup banyak, penularan tak terkendali. Ia juga mengimbau agar masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Mulai dari menjaga jarak, memakai masker, dan rajin cuci tangan.
“harapan saya, jangan sampai rumah sakit sibuk merawat, masyarakat tidak melakukan 3 M, tetap berkumpul, ini kan bom waktu,”imbuhnya.