BONDOWOSO, IndonesiaPos
Proyek Pembangunan pasar Prajekan dikeluhkan pedagang ikan dan lainnya. Pasalnya para pedagang ikan kering dan segar mengeluhkan kebijakan kepala pasar Prajekan Gunawan yang sering berubah.
Seperti yang diungkapkan Sunarto, pedagang ikan kering asal Panarukan mengaku jika dirinya sempat di pimpong oleh mantri pasar, karena kios yang akan di bongkar dan akan di revitalisasi itu tidak secara maksimal.
Akibat kebijakan yang membingungkan, Sunarto harus numpang di lapangan milik desa Prajekan Kidul. Alasannya tidak menempati lahan di belakang pasar karena tempatnya bekas pembuangan sampah yang jorok dan bau.
“Saya bersama pedagang yang lain enggan menempati tempat sampah tersebut karena bau,”jelasnya. Rabu, (11/11/2020).
Menurutnya, Gunawan sebagai Kepala Pasar Prajekan tersebut tidak mampu memimpin pasar Prajekan, karena diduga kurang pengalaman, sehingga untuk mengatur para pedagang seringkali tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pasar.
“Agar pasar bisa berjalan dengan baik, maka kami minta kepada kepala Dinas Koperasi, perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) untuk segera mengganti Kepala pasar Prajekang dengan orang yang lebih professional,”ungkap Sunarto
Selain itu, saat bangunan pasar lama di bongkar, bekas kayu dan genteng itu langsung di bawa ke arah Bondowoso dengan truk. Ia juga tidak tahun berapa jumlahnya.
“Saya tidak tahu, entah itu di bawa kemana bongkaran kayu dan genteng itu, saya cuma lihat di muat truk berkali kali begitu. Padahal kayu bekas bongkaran pasar lama tersebut bisa di pakek pedagang untuk mendirikan kios sementara di luar bangunan, sehingga beban pedagang yang di pindah sementara tidak terlalu berat,”imbuhnya.
Sementara itu, kepala Pasar Prajekan, Gunawan, hingga berita ini naik, belum bisa dikonfirmasi terkait tuduhan para pedagang ikan tersebut.
Sekedar diketahui, keresahan terjadi sejak pasar Prajekan itu bangun. Tak tanggung-tanggung, anggaran untuk pembangunan pasar tersebut sebesar 2,75 milyar. (susy)