JEMBER, IndonesiaPos – Ditengah merebaknya wabah Penyakit Mulut Kuku (PMK) di Jember yang hingga kini masih belum tuntas, sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Bambang Wahjoe menilai pemerintah Kabupaten Jember lambat menangani kejadian tersebut.
Terbukti, sampai saat ini upaya menekan jumlah hewan korban yang terjangkit belum juga terupdate dan dirilis oleh pemerintah. Sementara informasi yang didapatnya sampai dengan bulan Juni 2022 lalu sebanyak 3.000 ekor sapi mati akibat PMK.
“Pemerintah jangan cuek dengan urusan ini. sapi adalah bagian sumber ekonomi yang dicadangkan oleh masyarakat desa,”tegasnya.
Seharusnya, janji Bupati saat kampanye lalu memprioritaskan kesejahteraan rakyat harus dipertanggungjawabkan. Jangan hanya saat kampanye saja butuh perhatian masyarakat.
Untuk itu, lanjut Bambang yang akrab dikenal BW tersebut dia bersama relawan PMK berkeliling ke desa desa di Kabupaten Jember guna membantu masyarakat mengatasi persoalan ternak mereka yang terjangkit PMK.
Aksi tersebut salah satunya dilakukan di Desa Mandigu, Desa Sidado, Kecamatan Tempurejo. ada beberapa warga yang mengenalnya sebagai kader partai meminta bantuannya agar dicarikan solusi atas merebaknya kasus PMK. mereka adalah Saneran , katibil,Margiono dan Mulyadi
Melihat kondisi masyarakat seperti itu, BW merasa ikut Sedih, “Kebayangkan sedihnya masyarakat jika masyarakat desa yang menyisihkan pendapatannya untuk dibelikan sapi dengan harga puluhan juta rupiah tiba tiba mati aibat PMK yang mewabah,” ungkapnya
“Untung ada relawan PMK yang sengaja mendedikasikan dirinya untuk membantu masyarakat pemilik ternak. Jika tidak bagaimana nasib para peternak itu. berharap untung malah buntung,” sambung BW menunjukan kekecewaan terhadap lambanya kerja pemerintah.
Jikka masih banyak hewan ternak yang belum teratasi oleh pemerintah ungkap BW, dia menyarankan agar masyarakat melaporkan ke kantor DPC PDI Perjuangan atau ke dirinya secara langsung. Tujuannya agar penanganan bisa disegerakan.(Kik)