BLITAR, IndonesiaPos
Makanan kecil khas Blitar berbahan dasar tepung dan telur yang dikenal dengan ‘Unthuk Yuyu’ ini sangat populer. Camilan ini kerap ditemui dalam hajatan warga masyarakat di Kabupaten Blitar dan sekitarnya. Unthuk Yuyu ini ternyata mampu menarik simpati masyarakat yang ingin menikmatinya.
Pemilik usaha mikro kecil menengah (UMKM) Dua Telur, milik Maryam, RT1/RW2, jalan Karto Darmo, Desa Jimbe, kecamatan Kademangan kabupaten Blitar, mengaku sudah sudah 15 tahun menekuni kuliner yang dibantu 4 orang karyawan.
“Kami sangat bersyukur karena usaha yang saya tekuni selama 15 tahun ini masih berjalan dengan baik,”kata Maryam. Kepada reporter IndonesiaPos. Sabtu, (21/11/2020).
Maryam mengaku, jika usahanya saat ini tidak seperti beberapa bulan yang lalu, karena terkena dampak pandemic Covid-19, hingga pendapatanya mengalami penurunan hingga 50 persen. Karena barang yang sudah diproduksi jarang keluar.
“Tapi Alhamdulillah, usaha Unthuk Yuyu Dua Telor ini masih tetap eksis, meski tidak seperti dulu,”terang wanita berjilbab ini.
Untuk membuat Unthu Yuyu, kata Maryam, biayanya selama satu minggu mencapai 1,5 juta, sementara bahan bakunya berasal dari tepung ketan, telor, gula putih, minyak. Untuk menambah kelezatan bisa ditambah dengan bahan-bahan yang lain, sehingga ada nilai gizinya juga rasanya enak dan gurih.
“Sedangkan untuk pemasaran, kita lakukan sendiri. Saat ini camilan yang kita buat sudah terjual di beberapa kabupaten, seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, dan masuk ke toko grosir, swalayan sinar makmur Blitar. Sedangkan harganya untuk kemasan kecil 200 gram dibandrol 9 ribu, dan kemasan besar ukuran 2 kilogram harnya 80 ribu”ungkapnya.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan wirausaha mandiri di sekitar lokasi proyek sehingga akan berdampak pada penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan ekonomi makro wilayah Bojonegoro,” jelas Kunadi, melalui press rilis yang diterima Suarabanyuurip.com, Minggu (7/4/2019).
Dalam menjalankan proses bisnisnya, pihaknya ingin berkontribusi aktif pada pengembangan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah Blitar. Namun, hingga saat ini, usahanya belum pernah dilirik oleh pemerintah Kabupaten Blitar.
Padahal, menurut Maryam, dirinya ingin diperhatikan oleh pemerintah, dengan maksud untuk berkometmen membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengembangan ekonomi di desanya.
Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Blitar, agar usahanya bisa meningkat, dan dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada warga masyarakat.
“Siapa yang tidak mau kalau diperhatikan oleh pemerintah, apalagi diberi bantuan peralatan, saya sangat bersyukur,”imbuhnya. (adv/kmf/emi)