Dukungan Ponpes Annuqoyah terhadap dua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep terbelah. Lantaran kedua paslon sama-sama berlatar belakang keluarga pesantren.
Mas Kiyai membenarkan jika dukungan Ponpes Anuqoyah pecah terpecah. Akibat perbedaan pilihan terhadap kedua calon.
Keluarga Ponpes Annuqoyah KH.A Warits Ilyas sudah dari dulu berbeda pilihan, karena dalam pilihan politik dan berdmokrasi sudah hal biasa, yang terpenting tetap saling menghargai, menghormati satu sama lain.
Sebelumnya banyak yang mengklaim masalah dukungan. Namun, masalah ini saya dengar langsung di internal Annuqoyah. Bahkan, setiap hari jum’at, Ponpes Annuqoyah punya tradisi rapat dewan pengasuh.
Suatu saat keluarga besar ponpes mendapat dorongan agar putra Annuqoyah untuk diusung menjadi bakal calon Bupati. Namun, keputusan rapat tersebut tidak ada yang setuju, karena Annuqoyah tidak pernah mengusung seseorang, walaupun ada Kiyai Mukhsin dan Kiyai Hafidz.
Jika Annuqoyah sudah terbiasa hidup harmoni dalam perbedaan, meski suatu ketika ada seorang tokoh yang bersebrangan dalam pilkada.
Mari bersama-sama agar Annuqoyah satu suara, dari dulu Annuqoyah tidak pernah satu suara dan biasa hidup harmoni dalam perbedaan, kalau ada kata seperti itu berarti tidak tau tentang Annuqoyah.
Meski cabup itu senior baik dalam politik maupun di Pemerintahan, karena calon itu masih punya ikatan saudara sepupu. Dan Annuqoyah sudah tidak mungkin mengusung nama yang tidak sesuai hasil rapat dewan pengasuh.
Maka saudara-saudara sepupu, dua pupu dan mungkin keponakan-keponakan saya itu bikin gerbong lain di luar dan saya ternyata tidak masuk disitu, jadi jika disebutkan Fikri maju tidak berembuk, maka saya akan berembuk dengan siapa yang mereka bikin gerbong sendiri dan saya tidak ada disana.
Saya rasa saya tidak perlu berembuk dengan mereka, dan saya pasrahkan semua kepada partai politik untuk menentukan. Saya tidak banyak punya lobi dan tidak pernah melobi, saya hanya di panggil Ikeh DPW PPP Jatim, karena saya tidak punya uang bahkan tidak sepeserpun uang saya yang dikeluarkan
Akhirnya bapak Fattah Yasin dan Ali Fikri bertanya pada saya, Bapak Musyaffak itu pernah menyampaikan bahwa kalau PPP ini menjadi bakal calon Bupati pasti bakal mengusung non kader, jadi kalau bakal calon Bupati maka akan mengusung non kader, tapi kalau Wakil Bupati itu bisa kader kita sendiri
Ketika ditanya lebih lanjut kok begitu pak? Jawabnya belum saatnya jadi memang realistis. kata beliau PKB dapat sepuluh suara dan PPP dibawahnya pantaslah PPP jadi wakilnya
Mohon maaf sebelumnya jadi jika Mamak mau jadi wakil bupati dari dulu sudah selesai jadi saya gak usah repot-repot, bahkan kalau seandainya sekarang Kiyai Imam berkenan menggantikan saya sebagai Wakil Bupati saya serahkan dengan luar biasa bahagia dan saya pasti akan mendukung
Semua ini sudah merupakan keputusan dari pusat melalui pertimbangan dari DPW dan DPC masing-masing partai dan tentunya sudah memperhitungkan semuanya
Terkait pesan ambil satu maka akan memecah sekalian gak semuanya, justru itu mengintervensi partai, kemarin juga ada sempat ramai di media istilah deparpolitisasi itu berarti menyerang semua partai menjadi jelek semua, padahal yang mengatakan itu politisi terus gimana makanya tidak dapat rekom karena seperti itu.
Ditulis Repoter IndonesiaPos Sumenep
(Sri Rukaiyah dan Dyah Heny Andrianty)