BLITAR-IndonesiaPos
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera merupakan implementasi keberhasilan untuk menekan populasi jumlah penduduk dengan terus menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat dalam mensukseskan program Keluarga Berencana.
Di era peradaban modern laju inflasi kepadatan jumlah penduduk sulit ditekan, hal ini karena faktor layanan kesehatan sudah semakin baik, kasus angka kegagalan ibu melahirkan pun juga sangat minim, ini bukti konkrit kenapa metode ber KB masih menjadi andalan program pemerintah, kususnya di kota Blitar, ini yang menurut
Pjs.Walikota Blitar Dr.Ir.Jumadi,M.MT menjadi penting dikampanyekan. penegasan itu disampaikan ketika meresmikan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) “BERSERI” di lingkungan Kepatihan kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo Kota Blitar, Selasa (24/11/2020).
Peresmian itu secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong oleh Pjs Walikota Blitar, disaksikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Blitar, Sulistiyani dan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

“Dengan diresmikannya kampung KB, Saya berharap kampung ini dapat mereplikasikan diri, dan menjadikan kampung KB di kota Blitar. Kemudian menyusul kampung kampung KB lain dikecamatan,kelurahan di Kota Blitar,”katanya.
Lebih lanjut Jumadi menambahkan, kegiatan kampung tangguh KB, bisa dilaksanakan secara menyeluruh per kecamatan ditargetkan minimal 1 kecamatan 1 kampung KB, dan akan menjadi lebih bagus lagi bila kelurahan terdapat 1 kampung KB, karena menyadari pentingnya pengendalian pertumbuhan penduduk.
Secara demografi , Jumadi menggambarkan fluktuasi angka kelahiran di Jawa Timur cukup tinggi yang terjadi pada tahun 2018-2019, artinya usia produktif jumlahnya sangat luar biasa. Hal itu juga terkait strategi pemerintah.
“Bila laju pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan, maka otomatis bisa membantu pemerintah pada index pembangunan. Layanan pendidikan kesehatan, pendapatan keluarga dan semuanya akan terpenuhi secara maksimal,”tandasnya.
Dijelaskan, dengan 8 jalur pengendalian sesuai program pemerintah seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, menunda angka kelahiran dan menunda usia perkawinan muda juga akan mendapatkan jaminan dari keluarga prasejahtera meningkat ke prasejahtera dan semua bisa tertangani dengan baik.
Yang perlu di ingat adalah kondisi wilayah kota Blitar sangat sempit hanya dengan 3 kecamatan 21 kelurahan, untuk itu pihaknya melalui kegiatan ini untuk mentrigger kondisi disini dan secepatnya untuk mereplikasi.
“Bila kita punya anak banyak yang jelas kita akan kesulitan memenuhi semua kebutuhanya dengan baik, seperti biaya pendidikan, kebutuhan kesehatan,sandang,papan dan pangan”, pungkasnya. (Lina)