JAKARTA, IndonesiaPos – Ditengah situasi wabah covid-19, beberapa bulan terakhir ini masyarakat dihebohkan dengan tingginya tagihan listrik yang mencengangkan. Peristiwa tersebut tidak hanya terjadi pada pengusaha. Namun masyarakat kecilpun juga menjerit, hingga kemudian Fraksi PDI Perjuangan di DPR-RI harus bersuara lantang dalam rapat dengan pendapat dengan pihak PLN.
Anggota Komisi VI dari Fraksi PDIP, Sony T. Danaparamita, mengecam keras terkait penghitungan data meteran milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang kerap merugikan masyarakat. Kerena antara pemakaian dengan tagihan tidak sesuai, sehingga masyarakat yang sudah susah akibat corona, kini ditambah dengan tagihan listrik yang mencekik leher.
Politisi PDI Perjuangan asal Dapil III Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi ini mengakui, selama ini banyak pelanggan PLN telah mengadukan keluhannya kepada dirinya, terkait lonjakan tarif listrik yang diluar dugaan selama pandemi. Meski telah dijelaskan berkali-kali oleh manajemen bahwa kenaikan tagihan terjadi lantaranya adanya peningkatan pemakaian. Sedangkan keterangan dari PLN sendiri tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Adanya wabah covid-19 ini justeru masyarakat sudah menghemat energi setrum, malah tagihannya lebih tinggi sebelum terjadi wabah viru corona. Kasihan masyarakat jangan dibebani biaya seperti itu,”ujar Sony.
Sony pun mengingatkan agar manajemen tidak mengabaikan hak konsumen. Sebab, bila terjadi pembiaran, kasus ini berpotensi melanggar hukum. Dia juga mendesak PLN agar segera melakukan evaluasi hingga ke tingkat pelanggan, dan mendata jumlah meteran yang harus ditera ulang atau diganti agar tidak berlarut-larut merugikan masyarakat.
“Saya minta kepada menejemen PLN agar jangan membebani masayarakat yang tidak masuk akal ditengah wabah covid-19, dan kita tidak ingin rakyat menjerit akibat tagihan listrik yang selangit,”tandasnya.
Ditempat berbeda, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD kabupaten Bondowoso, Sinung Sudrajad mengatakan jika dirinya juga banyak menerima keluhan yang sama. banyak ada warga masyarakat Bondowoso, mengaku tagihan listriknya naik hingga 500 persen, biasanya setiap bulan rata-rata bayar 50 ribu, kini harus bayar 250 ribu.
“Ini tidak bisa dibiarkan, yang pasti PDI Perjuangan tidak akan tinggal diam dengan persoalan ini, karena ini menyangkut hajat masyarakat Indonesia. Selama PLN masih membebani masyarakat kita akan terus berteriak,”kata Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bondowoso ini.
Sinung menandaskan, persoalan lonjakan tagihan listrik ini nampaknya sudah terjadi dimana-mana, sehingga kader PDI Perjuangan di daerah mendorong anggota FPDIP di Senayan untuk terus memperjuangkan masyarakat, khususnya rakyat kecil.
“Kami di daerah tentu sangat mendukung langkah Pak Sony di Komisi VI DPR-RI yang memperjuangan keluhan masyarakat terkait lonjakan tarif listrik, sehingga persoalan ini dapat ditangani dengan serius oleh pihak PLN,’imbuh Wakil Ketua DPRD Bondowoso ini.