JEMBER, IndonesiaPos
Persoalan saluran irigasi di Gunung Sadeng Puger yang melintasi kompleks PT.Semen Imasco Asiatic, kembali disuarakan Pengurus Cabang PMII Jember dan Petani Puger dalam aksi hari ini Rabu, 10/9/2020.
Aksi yang berlangsung dengan damai ini diikuti ratusan massa PC PMII Jember dan petani Puger serta mendapatkan pengawalan cukup ketat oleh aparat Kepolisian sejak di Gedung DPRD dan berakhir di depan Gedung Pemkab Jember.
Tuntutan mengembalikan saluran irigasi seperti pada kondisi awal sebelum adanya rekayasa pemindahan saluran oleh PT Semen Imasco Asiatic ini sebenarnya sudah berlangsung lama yakni sejak 2018.
Pada aksi 6 bulan sebelumnya pada 9 Maret 2019, Bupati Faida tidak bersedia menemui pungunjuk rasa dan kemudian aksi berakhir ricuh. Korbannya 6 mahasiswa terluka, 3 dari kepolisian dan satu orang dari Satpol PP Jember terpaka dilarikan ke rumah sakit serta harus mendapat perawatan medis.
Namun pada aksi kali ini, Bupati Faida bersedia menemui massa didepan Gedung Pemkab. Hanya saja dibatasi dengan kawat duri yang telah disiapkan pihak aparat kepolisian sebelumnya.
Didepan pengunjuk rasa, Faida menepis tuduhan pengunjuk rasa dan membacakan dokumen tertulis tentang langkah-langkah yang telah dilaksanakan pemerintah daerah terhadap persoalan tersebut.
“Dari hasil koordinasi diperoleh, rekomendasi yang telah diterbitkan PU Bina Maga 2018 tidak dapat dijadikan dasar pemindahan saluran, namun perlu ijin dari pemerintah kabupaten” ujarnya.
Statemen Faida ini sepertinya telah membenarkan apa yang disampaikan oleh demonstran dalam rilis mereka, bahwa berdasarkan hasil temuan DPRD Jember bersama Kapolres Jember saat sidak ke PT. Semen Imasco Asiatic pada bulan Maret 2020, ternyata PT. Semen Imasco Asiatic tidak mengantongi izin pemindahan. Meskipun begitu tidak ada tindakan yang nyata setelah itu dari pemerintah. Sampai saat ini pemindahan saluran irigasi belum dipindahakan ke semula.
Dalam rilisnya, mereka mengeluhkan tidak adanya keberpihakan Pemerintah Daerah kepada nasib petani Puger atas pemindahan “illegal” saluran irigasi oleh PT. Semen Imasco Asiatic.
“Petani hanya meminta agar saluran irigasi di kembalikan ke semula. Agar irigasi dapat berjalan dengan baik sebagaimana sebelumnya. Namun upaya yang dilakukan petani dalam mempertahankan saluran irigasi sampai saat ini tidak membuahkan hasil yang diinginkan” ujar korlap aksi Bagaskara.
“Protes yang dilakukan petani dari dulu hingga saat ini tidak mendapat respon yang baik dari pemerintah setempat. Pemerintah terkesan abai dan tidak memperdulikan Petani. Alih-alih petani justru kerap mendapatkan intimidasi dan tekanan dari berbagai pihak yang menginginkan saluran irigasi dipindahkan” sambungnya.
Anehnya, meski tidak mengantongi ijin pemindahan saluran seperti yang juga dibenarkan dalam dokumen yang dibacakan oleh Bupati Faida didepan demonstran, namun langkah Pemerintah Daerah justru masih saja berkutat pada langkah-langkah administratif. Didepan massa, Bupati membacakan surat yang masih akan dikirimkan kepada Pemerintah Propinsi.
Tutuntan massa meminta Bupati dan DPRD Jember untuk bersedia mengembalikan saluran irigasi seperti semula serta agar pemerintah melibatkan petani Puger Kulon dan Puger Wetan secara keseluruhan dalam mengambil segala keputusan yang berkaitan dengan masalah irigasi akhirnya berakhir dengan penandatanganan Pakta Integritas yang sebelumnya telah disiapkan oleh pengunjuk rasa kepada Bupati dan DPRD.
Selesai melakukan aksi, Bagaskara sebagai Korlap Aksi menyampaikan kepada IndonesiaPos;
“Kami masih menunggu I’tikat baik dari Bupati Jember. Apabila dalam satu minggu pemkab belum mengembalikan saluran seperti sebelumnya, maka kami akan lakukan aksi lagi dengan massa yang lebih besar” ujarnya
Terpisah, terhadap pertanyaan awak media tentang tanggapanya terkait aksi yang dilakukan oleh demonstran didepan Gedung Pemkab, Bupati Faida sama sekali tidak bersuara dan bahkan tidak mau melihat kepada awak media yang bertanya disampingnya yang sedang berjalan menuju ruang kerjanya. Bupati hanya mengucapkan terimakasih kepada petugas-petugas yang dilewatinya. Meski Awak Media mengulang lagi pertanyaannya, namun tetap saja Bupati berjalan tanpa menoleh kepada yang bertanya. (Kus)