BONDOWOSO, IndonesiaPos
Bertempat di Gedung Guru Indonesia Jalan Raya RBA Ki Ronggo No 33 Karanganyar-Tegal Ampel-Bondowoso, PGRI Kabupaten Bondowoso menggelar Rapat Pleno Pengurus, dengan seluruh Ketua Cabang PGRI se-Kabuupaten Bondowoso. Kamis, (17 Juni 2021), kemarin.
Rapat Pleno ini merupakan forum resmi organisasi, yang dilaksanakan atas aspirasi berbagai elemen PGRI untuk mengambil langkah organisatoris pasca mundurnya Ketua PGRI Kabupaten Bondowoso.
Rapat pleno tersebut, dibuka oleh Plt Ketua PGRI Dwi Windu Krisyanto, dihadiri oleh pengurus PGRI Propinsi Jawa Timur, terdiri dari Ketua PGRI Jawa Timur, Teguh Sumarno, sekretaris umum, Sudarmadji, dua orang wakil ketua, Bambang Sucipto, dan Sumarto, pun juga satu orang Koordinator Wilayah PGRI Besuki Raya, I Wayan Wesa Atmaja.
Dalam pemaparannya, Windu mengemukakan kalau PGRI Bondowoso berjalan normal di berbagai kegiatan organisasi selama lima bulan terakhir, meski Ketuanya mengundurkan diri.
Dimulai dengan safari kunjungan ke Bupati Bondowoso, Wakil Bupati Bondowoso, Ketua DPRD Bondowoso, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso, dan stakeholder lainnya yang merupakan mitra PGRI dalam mewujudkan program kerjanya.
“Bahkan SLCC PGRI Kab. Bondowoso menjadi salah satu peserta dalam Parade Nasional SLCC PGRI se-Indonesia. SLCC PGRI Bondowoso mengangkat tema Ijen Geopark Go To School dan GSM (Gerakan Sekolah Menyenangkan) yang merupakan bentuk sinergitas PGRI dengan Disparpora Bondowoso dan sekolah-sekolah di Bondowoso untuk mendukung diakuinya Ijen Geopark Bondowoso menjadi Geopark tingkat dunia oleh UNESCO,”katanya.
Ditempat yang sama, Ketua PGRI Propinsi Jawa Timur, Teguh Sumarno, mengapresiasi yang luar biasa atas berbagai program yang telah dilaksanakan, terutama telah tuntasnya penyelenggaraan Konferensi Cabang se-Kabupaten Bondowoso di bulan Juni ini.
“PGRI organisasi besar yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan. Masih banyak hal-hal besar dan krusial yang harus ditangani PGRI. Persoalan yang sederhana hendaknya diselesaikan dengan mudah, tidak perlu dipersulit dengan tetap mengacu pad AD/ART,”katanya.
Meski demikian, rapat tersebut diwarnai aksi walk out oleh dua Ketua Pengurus Cabang, yang tidak setuju dengan penjelasan yang disampaikan Pengurus PGRI Propinsi Jawa Timur.
Dua PC tersebut tetap ngotot untuk mengusulkan KLB. Sementara peserta rapat dan 21 Ketua Pengurus Cabang lainnya tetap bertahan mengikuti rapat pleno. Mereka merasa tercerahkan dan menerima penjelasan yang telah disampaikan.
Mereka juga menyampaikan, agar PGRI Kabupaten Bondowoso tetap utuh, bersatu, menjaga soliditas dan solidaritas sebagai organisasi profesi dan perjuangan.
Salah satu Ketua PC, mengibaratkan, jika sebuah rumah itu rusak gentengnya, maka cukup gentengnya saja yang diganti, bukan dengan merobohkannya. (eko)