JEMBER, IndonesiaPos
Ribuan massa pendukung kyai Muqiet Arief, wakil Bupati Jember yang mengatas namakan koalisi masyarakat Jember bela kyai Muqiet Arif mendatangi kantor Pemkab Jember, Selasa (22/12).
Mereka menuntut permintaan maaf dari bupati Faida dan 4 pejabat, yakni Yessiana Arifah, Yuliana, Deni dan Laksmi yang telah dinilai mengintimidasi kyai Muqiet saat berada di kantor Kejari Beberapa waktu lalu.
Jumadi Made, koordinasi aksi dalam orasinya meminta kepada Faida dan 4 tersebut untuk keluar dan meminta maaf atas sikapnya yang terlalu arogan terhadap kyai Muqiet.
Baca Juga : Di Gruduk GRJ, Kajari Langsung Minta Maaf Secara Pribadi
” Saya minta kepada Faida dan kroni-kroninya untuk keluar menemui masyarakat dan meminta maaf atas perlakuannya terhadap kyai Muqiet,”ujarnya
Sikap Faida tersebut menurut Jumadi sangat arogan dan mengina seorang kyai. Apalagi ini dilakukan di kantor kejaksaan negeri Jember yang notabene merupakan lembaga penegak hukum.
Namun sayang, permintaan massa agar Faida keluar dan menemui massa hingga akhir acara tidak dipenuhi Faida, bahkan dirinya tidak keluar. Sikap ini juga diikuti ke empat bawahannya yang juga tidak mau keluar meski suasana sudah mulai memanas.
Beruntung kyai Muqiet didampingi sejumlah pejabat Pemkab Jember dan Kapolres serta Dandim 0824 Jember mewakili Faida untuk keluar dan menenangkan massa.
” Saya minta kepada massa aksi untuk tenang dan menjalankan protokol covid 19 dengan menggunakan masker tanpa terkecuali,” tegasnya.
Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa menghindari penularan covid 19 dengan menjalankan protokol covid sesuai ketentuan.
Aksi kedatangan massa pendukung kyai Muqiet dipicu adanya intimidasi bupati Faida dan 4 pejabat Pemkab lainnya kepada kyai Muqiet saat melakukan pertemuan di kantor Kejari Jember beberapa waktu lalu.
Seperti pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan, Kronologis kejadian tersebut menurut Kyai Muqiet, awalnya ia diajak oleh bupati Faida untuk ke kejari untuk berkonsultasi.” Pada saat itu saya berangkat duluan. Dan saya sempat terkejut ketika disana ternyata sudah ada Yessy, Deny, Laksmi,Yuliana, Dan Yusuf,”ungkapnya.
Pada waktu itu perasaannya sudah tidak enak dengan adanya pejabat-pejabat tersebut termasuk Yessy, karena sebelum-sebelumnya ia sudah keras memberi statment. ternyata benar, dirinya dipojokkan dengan persoalan KSOTK yang menurut mereka dirinya telah salah fatal dalam mengembalikan SOTK dan menabrak aturan terkait undang-undang pemilu yang itu bisa berujung pidana.
Pada waktu itu menurut pengakuan Kyai Muqiet, Yessy berbicara sambil ketawa-ketawa yang hal itu jelas sebuah penghinaan kepada dirinya. ” Saya sebagai orang kampung menganggap bahwa cara-cara seperti itu tidak sopan,”ungkapnya.
Untuk menyikapi persoalan pasca kejadian di Kejari Jember, ia mengungkapkan bahwa pengembalian SOTK tersebut bukan inisiatifnya, namun sudah perintah dari Mendagri. Dan ini sudah dikonfirmasi dirinya kepada bupati Faida pada pagi harinya, ternyata saat pertemuan di Kejari, bupati berubah.
Pagi hari saat dirinya mengungkapkan bahwa paska perintah Mendagri itu dilaksanakan berarti tidak dilengserkan oleh MK, namun hal ini dibantah oleh bupati. Ia berkata bahwa ia sudah menjalankan perintah Mendagri tersebut. ” Oh bukan, saya tidak dilengserkan oleh DPRD, dan tidak ada hubungannya dengan pak kyai. Karena saya sudah menjalankan perintah tersebut,”ujarnya.
Namun pernyataan tersebut berubah saat di kejari.disana beliau mengungkapkan kepada kasi Datun bahwa dirinya memang tidak menjalankan rekomendasi tersebut karena memang tidak ada bukti tertulisnya.