JAKARTA, IndonesiaPos – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) resmi membuka Seminar dan Pelatihan Cyber Security untuk santri di Indonesia yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2022. Menurut Kepala Bidang Litbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, ada 4 tujuan dari diadakannya seminar untuk santri, yaitu mencetak Santri Cyber Security, membangun ekosistem Santri Cyber Security, mengkosolidasikan talenta keamanan siber dan mewujudkan coaching dan job connector.
“Seiring dengan meningkatnya eskalasi politik dan momentum Pemilihan Umum 2024 diperlukan tindakan cepat, tepat dan akurat dalam menghadapi serta mengantisipasi berbagai tantangannya,” ujarnya di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu, (22/10/2022).
BACA JUGA :
- Rayakan HSN 2022, Bupati Blitar, Ajak Santri Tetap Jaga Persatuan Indonesia
- Kapolres Blitar Kota Bersama Kepala BPBD Tinjau Lokasi Longsor di Jalan Raung
Para santri akan dididik menjadi jagoan atau hacker, tapi bukan untuk menyerang melainkan mengamankan perangkat yang mempunyai beberapa kelemahan dan mereka akan memperkuat di sisi itu.
Potensi dan sumber daya digital yang dimiliki para santri Indonesia dinilai sangat luar biasa. Meski jarang diekspos. namun para santri telah berkarya. Mereka selalu hadir, baik di dunia white hacker, konten, pasar digital hingga startup.
Kegiatan ini akan melatih, menghimpun, mewadahi dan memfasilitasi santri yang memiliki kemampuan keamanan siber sekaligus membangun kolaborasi digital dalam kesatuan visi.
BACA JUGA :
- Irjen Teddy Perintahkan Bubuk Sabu Disisihkan Untuk Bonus Anggota
- Elektabilitas Partai Nasdem Turun Pasca Dukung Anies Jadi Capres
“Santri harus berada di garda depan dalam membangun, menjaga kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, siber, finansial, sosial politik serta nasional,” imbuh Ketua Umum LPOI, Said Aqil Siroj dalam kesempatan yang sama. Dia melanjutkan bahwa semua harus berdaulat secara digital, bangsa harus mempunyai pertahanan siber yang kuat agar tidak mudah dikendalikan atau dijajah oleh bangsa lain.
Masyarakat harus dipersenjatai dengan kemampuan teknologi siber yang andal agar ke depan dapat bersaing dengan bangsa lain serta tidak diperdayai.
Seminar dan pelatihan ini diikuti oleh 100 santri utusan pesantren secara luring dan secara daring diikuti 1.000 santri dari berbagai daerah.
Pelatihan akan dilakukan secara luring dengan metode interaktif dan praktik simulasi, dipandu dengan instruktur dari Kementerian Kominfo, BSSN dan komunitas. Pelatihan siber akan menargetkan 200.000 peserta per tahun.