JAMBER – IndonesiaPos
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, ada Fenomena baru didunia pengadaan barang dan jasa Jember kali ini. Banyak bermunculan sejumlah perusahaan baru yang mendominasi disetiap pelaksanaan kegiatan fisik. Hal inilah yang kini menjadi perhatian sejumlah rekanan Jember.
Mereka menduga ada keterkaitan antara munculnya perusahaan baru yang “mendominasi” pelaksanaan sejumlah kegiatan fisik itu dengan rumor adanya oknum salah seorang tim sukses bupati yang diindikasikan mengatur semua kegiatan disejumlah OPD.
Agus Tono, salah seorang penasehat forum masyarakat Jasa Konstruksi (Formasi) Jember kepada media mengaku mencium gelagat ini dari lama. Dirinya mendapatkan informasi ini dari sejumlah pihak.
“Saya sudah dengar persoalan ini jauh hari sebelum launching kegiatan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan,”tuturnya.
“Awalnya saya tetap berpikir positif bahwa informasi ini belum akurat. Makanya saya pantau terus perkembangannya,”tambahnya.
Dan ternyata benar, dirinya baru tahu bahwa ada fenomena ini setelah mendatangi sejumlah OPD. ” Ternyata apa yang dirumorkan selama ini benar. Saya pernah menanyakan persoalan ini ke sejumlah sumber,hampir semua informasi mengarah ke salah satu Timses,”ungkapnya.
Imbasnya lanjut Agus Tono, sejumlah rekanan senior yang ada di Jember banyak yang mengeluh. Mereka merasa “ditelikung” karena dugaan pengkondisian ini berpihak kepada perusahaan baru yang notabene tidak pengalaman di bidang pengadaan barang dan jasa terutama fisik.
” Saya berharap semoga ini tidak menjadi preseden buruk bagi bupati.sebab yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah apakah bupati tahu persoalan ini,”tanya Agus.
Dilain sisi, dirinya merasa kasihan dengan pihak dinas, terutama kepala dinas sebab dalam persoalan pengadaan barang dan jasa merekalah pengguna anggarannya dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran.
“Jika tidak dilibatkan, bagaiman jika terjadi sesuatu. Apakah pengguna anggaran yang harus bertanggung jawab,”sambungnya.
Sebelumnya, ia pernah melakukan dengar pendapat dengan sejumlah pihak baik eksekutif maupun legislatif terkait perusahaan baru yang disinyalir bawaan oknum. Sebab menurutnya kondisi ini akan mematikan perusahaan yang sudah berdiri lama dengan konsekwensi mereka harus membayar pajak tiap tahunnya, belum lagi gaji karyawan serta biaya operasional lainnya.
” Jika ternyata mereka tidak diakomodir maka berpotensi mematikan usaha mereka,”katanya.
Dilain sisi lanjut Agus, bermunculannya perusahaan-perusahaan baru yang dianggap musiman tersebut diragukan apakah akan terus bertahan lama. “Saya yakin jika mereka tidak merasa diuntungkan akan menutup perusahaan musiman mereka,”Pungkasnya
Terkait banyaknya perusahaan baru yang muncul akhir-akhir ini, dari pantauan media terlihat bahwa hampir sebagian besar merekakalah yang melaksanakan pengerjaan disejumlah OPD. (kik)
