<

Sekda “Lecehkan” Pemerintahan Sebelumnya, Dikecam LSM Libas dan LPBH NU Bondowoso

Ketua LPBH NU H.Ach. Abrari.SH.MM dan Ketua LSM LIBAS Ach. Fauzan Abdi

LPBH NU : Sekda Harus Banyak Belajar dan Berdiskusi Dengan Elemen Masyarakat Bondowoso, Bukan Malah Mengajari

BONDOWOSO, IndonesiaPos.co.id

Pernyataan Sekda Bondowoso Syaifullah yang mengatakan “Bondowoso Kota Miskin Tapi Sombong” telah memancing kemarahan elemen masyarakat Bondowoso. Syaifullah didesak untuk meminta maaf kepada masyarakat Bondowoso.

Penegasan itu dinyatakan oleh ketua Lembaga Anti Korupsi (Libas) Muhammad Fauzan Abdi. Ia menilai pernyataan kontroversi Sekda dianggap telah melecehkan masyarakat Bondowoso.

Selain itu, pernyataan Sekda telah memperkeruh situasi dan membuat gaduh, sehingga ucapan Syaifullah tersebut sangat tidak pantas dikeluarkan oleh seorang ASN setingkat eselon I.

“Ini sangat tidak pantas diucapkan bagi seorang pejabat. Mestinya, Sekda menciptakan ketentraman, bukan memperkeruh suasana dengan opini yang menyesatkan,”kata pria yang akrab dipanggil Fauzan ini.

Untuk menilaiBondowoso miskin, kata Fauzan, Sekda harus benyak belajar kepada pejabat Pemkab. Apalagi, tahun 2019 ini, Bondowoso telah lepas dari Kabupaten tertinggal. Karena Pemkab Bondowoso sudah mampu menurunkan angka kemiskinan.

“Ini sebagai bukti bahwa pemerintahan sebelumnya yang dilanjutkan oleh pemerintahan yang sekarang telah bersusah payah untuk menekan angka kemiskinan, hingga akhirnya Bondowoso lepas dari Kabupaten tertinggal,”ujarnya.

Selain itu, Syaifullah juga menyebutkan ada aset pembangunan yang tidak direncanakan dengan serius, seperti pembangunan pasar Kejayan Kecamatan Pujer. Sehingga penilaian Sekda bukan mencari solusi, tapi mengkambing hitamkan pemerintahan sebelumnya. Sebab, pembangunan gedung pasar desa Kejayan tersebut dirintis oleh Bupati Amin Said Husni.

“Artinya Sekda telah menyulut perseteruan dengan masyarakat Bondowoso, karena Bupati Amin Said Husni membuat perencanaan pembangunan di Bondowoso bukan hanya diatas kertas, tapi dilakukan dengan  penelitian dan pengkajian secara akdemik, termasuk juga dibahas dengan DPRD. Maka salah jika Sekda menyatakan seperti itu,”tegasnya.

Sementara itu, Ketua LPBH PC NU Bondowoso, H.Achmad Abrari.SH.MM, menganggap Sekda telah mendiskriditkan kinerja Pemerintahan terdahulu. Karena dengan tegas ia Sekda telah melecehkan karya-karya Bupati Amin Said Husni.

“Sebagai pejabat pemerintah, tidak boleh mendikotomi pemerintahan sebelumnya, ini sudah sangat keterlaluan,”kata Akademisi Universitas Bondowoso ini.

Menurut Abrari, hasil pembangunan dalam aturan pemerintahan bersifat kesinambungan, dan berkelanjutan. Pada prinsipnya, program pembangunan di lembaga pemerintahan itu dilakukan secara estafet . tidak periodik apalagi acak. Masyarakat sudah bisa menilai apa yang dilakukan pemerintahan yang sekerang dengan pemerintahan sebelumnya.

“Sudah selayaknya pemerintahan yang sekarang memanfaatkan dan melanjutkan program-program yang diwariskan pemerintahan yang sebelumnya. Malah justru kita melihat yang sekarang hanya bisa menciptakan kegaduhan daripada menciptakan prestasi, dan ini sudah rahasia umum,”ujarnya.

Abrari mengingatkan Sekda Syaifullah, agar lebih fokus dengan tanggungjawabnya untuk menata birokrasi yang lebih baik, bukan sibuk menjustifikasi kiprah pembangunan pemerintahan terdahulu, apalagi terkait masalah tehnis.

“Saya minta Sekda agar banyak belajar dan berdiskusi dengan elemen masyarakat Bondowoso, bukan mengajari,”imbuhnya. (sus)

BERITA TERKINI