JEMBER , IndonesiaPos – Dari Nilai APBD sebesar kisaran 4 Triliun, Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jember sejak rezim Faida berkuasa, dalam 4 tahun berturut turut selalu menghasilkan Silpa diatas 500 Milyar. Tahun 2016 sebesar 649 Milyar, Tahun 2017 sebesar 569 Milyar, 2018 sebesar 713 Milyar dan tahun 2019 sebesar 630 Milyar.
Sebesar Rp.649 Milyar angka Silpa tahun 2016, ketika itu, publik masih berasumsi bahwa faktornya karena Faida tidak mau menjalankan program-program yang disusun oleh rezim sebelumnya yang bisa jadi dianggap tidak pro rakyat, tetapi setelah diketahui Silpa APBD 2017 masih diatas 500 Milyar, meski bisa dipastikan usulan APBD kala itu sudah murni sesuai visi misinya, maka publikpun semakin mahfum. Kosa kata “Silpa” pun menjadi familiar di telinga warga Jember. Media sosial Facebook dan group WA dipenuhi dengan kata Silpa.
Berikutnya, tahun 2018, angka Silpanya malah semakin fantastis, 713 Milyar ! Terlebih, dalam laporan Hasil Pemeriksaan BPK tersebutkan, 350 Milyar diantaranya, ternyata tersimpan dalam bentuk Deposito di tiga Bank Umum Nasional. Masing-masing 150 Milyar di Bank BTN dan Bank BNI’46 serta 50 Milyar di Bank BRI.
Dalam rapat dengar pendapat bersama DPRD tanggal 16 Juli 2019, terlontar pertanyaan dari Pimpinan sidang (kala itu Ayub Junaedi) bertanya tentang apa alasan Bupati memindahkan Dana Kas Daerah sebesar itu dari Bank Jatim ke Bank lain. Apakah karena perbedaan suku bunga yang lebih tinggi atau karena hal lainnya. Pihak Eksekutif, tidak bisa memberikan jawaban pasti.
Bahkan, dalam forum tersebut akhirnya terungkap, bahwa ternyata pendapatan bunga Deposito yang dari bank BNI adalah sebesar 9,4 Milyar, sedang yang dari BTN hanya sebesar 4,3 Milyar. Padahal jumlah depositonya sama sama sebesar 150 Milyar, pendapatan bunganya berbeda jauh. Hampir 5 Milyar. Terkuak juga, bahwa tingkat suku bunga di Bank Jatim sebenarnya lebih besar dari suku bunga yang diterapkan di 2 Bank tersebut. Maka menjadi aneh kebijakan Bupati memindahkan dana kasda 350 Milyar dari Bank Jatim ke Bank lainnya.
Terhadap kejadian setahun lalu itu, Politisi PKB yang menjabat Sekretris DPC PKB, Ayub Junaidi berpendapat “Ternyata bunganya masih lebih tinggi Bank Jatim. Jadi aneh saja, kenapa di pindah ke bank lain” ujarnya singkat melalui saluran telpon pada Sabtu sore 25 Juli 2020.
Terpisah, Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi mengaku belum mengetahui tentang persoalan tersebut. Ia masih fokus pada proses dan ekses dari pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat yang dilaksanakan Rabu,22/7/2020 yang lalu.
“Belum tahu saya mas, saya akan rapatkan dulu bersama unsur pimpinan yang lain” ujarnya.
Itqon juga mengaku sangat disibukkan dengan banyaknya elemen masyarakat yang mengadukan temuan kecurangan dan pelanggaran dari banyak hal. Kejadian yang dilaporkan juga tidak hanya ditahun ini, tetapi juga kejadian kejadian sebelum ia menjabat sebagai Ketua DPRD.
“Namun, sependek yang saya ketahui, SILPA tinggi itu berarti perencanaan penganggaran tidak efektif, banyak program tidak berjalan baik” pungkasnya (Kus)