<

Siswa SMA Atta’awwun Kecam Bau Amis Tambak Udang di Desa Leggung Barat

SUMENEP, IndonesiaPos

Keberadaan Usaha Tambak Udang, di Desa Leggung Barat, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, mulai disorot tajam oleh elemen masyarakat sekitar.

Pasalnya, area tambak udang milik pengusaha warga Dapenda berinisial HA dinilai hanya memberikan dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan sekitar.

Masyarakat setempat setiap hari disuguhi dengan aroma amis atau anyer dan bau busuknya akibat air limbah tambak udang yang di buang ke laut yang hanya berjarak kurang lebih 70 meter dari lokasi tambak udang tersebut. 

Parahnya lagi, keberadaan usaha tambak udang tersebut juga telah mengganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Lembaga Pendidikan SMA At-Ta’awun, yang hanya berjarak sekitar 100 meter di sisi timur dari lokasi usaha tambak udang.

Setiap hari bau busuk air limbah tambak udang tersebut sangat menggangu penciuman para murid dan guru, sehingga para siswa tidak betah pada saat berada di dalam kelas. Akibatnya, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di Lembaga Pendidikan tersebut tidak bisa berjalan dengan efektif.

Kepala sekolah SMA Atta’awwun, Saruji kepada media IndonesiaPos mengatakan bahwa, dari awal pihaknya sangat keberatan dan tidak setuju dengan adanya Tambak Udang tersebut, karena dipastikan baunya sangat menyengat, Amis dan Anyer dan mengganggu konsentrasi anak-anak belajar bahkan para siswa sempat membeli masker untuk menutupi hindungnya dari bau busuk.

“Bahkan bukan hanya kami saja yang tidak setuju, tapi 99% masyarakat di sini tidak setuju dengan adanya tambak udang itu, karena kami khawatir dengan dampak lingkungannya itu,” Kata Saruji.

Dikatakan Saruji bahwa, sebelum pembuatan tambak tersebut, pemilik tambak tidak pernah melakukan upaya sosialisasi dan koordinasi kepada warga Desa Leggung Barat.

“Dulu pihak pemerintah desa Leggung Barat pernah mengundang tokoh masyarakat di sini untuk mediskusikan atau membahas persoalan tambak udang itu. Dan mayoritas tokoh masyarakat yang di undang tidak setuju dengan adanya tambak udang tersebut, hanya  dua orang yang setuju yaitu, UF (Inisial) dan RW (Inisial),” Papar dia.

Ditempat yang sama, Herman, salah satu tokoh pemuda desa Leggung Barat  mengungkapkan bahwa, selain menyebarkan bau amis dan bau busuk yang menyengat, air limbah tambak udang tersebut juga telah mencemari lingkungan sekitar, seperti pencemaran terhadap air laut.

“Karena pantai di sini kan salah satu mata pencaharian dari masyarakat, bahkan tempat wisata air tawar yang ada di sini juga sudah tercemar dengan air limbah dari tanbak udang tersebut,” Imbuhnya.(Rid).

BERITA TERKINI

IndonesiaPos