<

Sonny Singgung Rendahnya Serapan Tenaga Kerja dan Minimnya Anggaran Koperasi

JAKARTA, IndonesiaPos

Sonny T Danaparamita, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, menyoroti persoalan rendahnya serapan tenaga kerja serta minimnya anggaran untuk koperasi. Pada asaat Rapat Kerja (Raker) antara Komisi VI DPR RI dengan Menteri Investasi dan Menteri Koperasi UKM RI, Senin (03/09/2023).

Dihadapan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Legislator asal Banyuwangi ini pertama menyinggung soal isu investasi Jawa dan luar Jawa, yang mana menurutnya, hal itu dianggap sebagai diksi usang dan kurang progresif serta semakin memperjelas identitas Jawa sentris.

“Pak Bahlil itu kurang progresif menurut saya, misalnya isu-isu soal Jawa dan luar Jawa itu kan sebetulnya isu 25 tahun yang lalu, bahwa kita masih jawa sentris. Ini masukan saja kedepan kalau bisa bukan Jawa luar Jawa, lebih ngembang lagi lah luar jawanya itu dimana, jadi ketika di zoom kita tau ketidakadilan pemerataan investasi itu ada dimana,”jelas Sonny.

Sonny juga menanggapi rendahnya serapan tenaga kerja dengan investasi yang telah berjalan selama ini, meski ada beberapa alasan yang membuat hal tersebut terjadi seperti investasi dengan konsep padat kerja kurang menarik, tetapi hal itu harus segera dicarikan solusi.

“Kenapa investasi yang sudah jalan ini, unsur serapan tenaga kerjanya masih belum sebanding, pernah disampaikan karena investasi dengan konsep padat kerja kurang menarik, nah kurang menariknya itu karena faktor apa, saya rasa nanti dalam rapat terbatas hal seperti itu perlu disampaikan, apakah soal upah buruh atau ketidaknyamanan investor terkait buruh di Indonsia   sehingga kita bisa temukan solusinya,”ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu kepada Menteri Koperasi UKM RI, Teten Masduki, Politisi PDI Perjuangan tersebut menyoroti soal lebih besarnya anggaran kewirausahaan dari pada bidang koperasi yang mana menurut Sonny, problem hari ini adalah dibidang koperasi, padahal koperasi dapat lebih membantu khususnya para pelaku UMKM dalam mengakses pinjaman permodalan.

”Kalau dilihat dari anggaran ini bidang kewirausahaan anggarannya lebih besar, tapi kalau saya lihat misalkan hari ini problemnya adalah koperasi. Kita memahami koperasi simpan pinjam itu kadang memberatkan, meskipun ada yang lebih memberatkan lagi yaitu PNM, tetapi itukan cukup membantu masyarakat khususnya pelaku UMKM kita karena kemudahannya, kecepatannya dalam memberikan kredit,”ucap Sonny pria asal Banyuwangi ini.

Selain itu, Sonny juga menyampaikan soal lamanya penerbitan sertifikat halal, hal itu diakui Sonny mana kala dirinya membantu para pelaku UMKM yang ingin menerbitkan sertifikat halal namun prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Lalu terkait sertifikat halal, Saya sendiri ikut membantu teman-teman itu masih agak lama untuk bisa mendapatkan sertifikat halal, saya kira nanti itu perlu segera dikenali problem dan masalahnya, sehingga para pelaku UMKM kiat khususnya tidak lagi kesulitan untuk dapat menerbitkan sertifikat halal bagi produknya,”pungkasnya.

BERITA TERKINI