<

Sulbar Diguncang Gempa, 43 Orang Meninggal Dunia

JAKARTA, IndonesiaPos

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku sempat menjauhi bangunan karena khawatir tertimpa reruntuhan akibat gempa susulan yang kembali mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar).

“Ini kita masih rasakan gempa susulan dan menghindari bangunan,” kata Risma saat mengunjungi lokasi bencana, seperti dikutip dari keterangan pers Kemensos, Sabtu (16/1/2021).

Sejauh ini, gempa susulan masih melanda wilayah tersebut. Khawatir akan ada tsunami, Risma pun meminta warga untuk menghindari daerah tepi pantai.

“Permasalahannya adalah gempa susulan itu apakah besar atau tidak dan bisa menimbulkan tsunami itu yang belum bisa di prediksi. Karena itu saya himbau warga hindari pantai,” ujar Risma.

Diketahui, gempa dengan Magnitudo 6.2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pada Jumat dini hari (15/1/2021) pukul 02.28 Wita.

Bencana alam ini mengakibatkan 43 orang meninggal dunia, 200 orang mengalami luka berat dan sedang. Data ini termasuk korban luka di Kabupaten Majene yang berjumlah 69 orang, dan 2 ribu jiwa mengungsi. 

Baca Juga :

Mensos Risma Gerak Cepat ke Lokasi Gempa di Sulbar

Gempa Susulan

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, hingga Sabtu (16/1/2021) pagi tadi, telah terjadi sebanyak 32 kali gempa susulan di Mamuju, Sulawesi Barat. 

Tercatat gempa susulan tersebut terjadi dengan kekuatan magnitudo maksimum 4.8. Gempa tersebut diduga merupakan rangkaian gempa bumi susulan dengan magnitudo 5.9 yang terjadi pada 14 Januari 2021, pukul 13.35 WIB lalu. 

Bahkan pada hari yang sama sekitar pukul 06.32 WIB, wilayah Mamasa juga turut diguncang gempa tektonik dengan memiliki parameter update dengan magnitudo 4.8. 

Sementara episenter gempa bumi itu sendiri terletak pada koordinat 2.89 LS dan 119.05 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 29 kilometer (km) arah Tenggara Kota Mamuju, Sulawesi Barat, pada kedalaman 10 km. 

Baca Juga :

Kapolri Keluarkan Telegram Terkait Gempa di Sulbar

Selain itu, BMKG juga menyatakan bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif Majene. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar naik.

Guncangan gempa yang terjadi juga diduga keras tidak berpotensi tsunami. Hal itu dirasakan di daerah Mamuju (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

BERITA TERKINI