<

Survei Litbang Kompas : PDIP Diposisi Teratas, Disusul Gerindra dan Demokrat

JAKARTA, IndonesiaPos – Litbang Kompas merilis hasil survei terbarunya terkait elektabikitas partai politik. Hasilnya menyebutkan PDIP, Partai Gerindra dan Partai Demokrat di posisi tiga teratas.

Survei ini digelar pada 24 September-7 Oktober 2022, dengan mewawancarai 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 Provinsi. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian sebesar kurang lebih 2,8 persen.

Hasil Survei Populi Elektabilitas Ganjar di Posisi Teratas, Ditempel Anies

Disebutkan bahwa elektabilitas PDIP berada di puncak dengan angka 21,1 persen. Lalu, di posisi kedua ada Partai Gerindra dengan elektabilitas 16,2 persen, dan disusul oleh Partai Demokrat dengan elektabilitas 14 persen.

Setelah Partai Demokrat, posisi selanjutnya diisi oleh Partai Golkar. Partai berlambang pohon Beringin ini bertengger di posisi keempat dengan elektabilitas 7,9 persen. Keempat partai ini masuk dalam kategori partai papan atas.

Elektabilitas Partai Nasdem Turun Pasca Dukung Anies Jadi Capres

Selanjutnya, di kategori papan menengah dan bawah, ada PKS dengan elektabilitas 6,3 persen, PKB dengan elektabilitas 5,6 persen, Perindo dengan elektabilitas 4,5 persen, dan NasDem dengan elektabilitas 4,3 persen. Perindo menjadi partai baru yang elektabilitasnya mampu mengalahkan NasDem, PAN dan PPP.

Untuk PAN dan PPP berada di urutan kesembilan dan kesepuluh. PAN memiliki elektabilitas 3,1 persen dan PPP dengan elektabilitas 1,7 persen. Berdasarkan survei ini, selisih elektabilitas partai politik yang berada di posisi tiga teratas semakin sempit sekitar 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024.

Sri Mulyani Sebut, APBN Indonesia Surplus Rp60 Triliun di Bulan September

Menurut Litbang Kompas, dengan semakin ketatnya kompetisi di antara partai-partai politik, terutama yang memiliki ceruk suara mirip, partai yang ingin merebut suara pemilih harus mampu mengoptimalkan mesin partainya, lebih sensitif pada aspirasi pemilih, serta menguatkan personifikasi partai dengan tokoh penggaet suara.

BERITA TERKINI