JAKARTA, IndonesiaPos
Bertepatan dengan peringatan Hari Perkebunan ke -74 dan pencanangan Hari Rempah Sedunia, Jumat (10/12/2021),Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong agar Indonesia semakin mempopulerkan kekayaan rempah ke mancanegara.
“Ya, kita ingin mencoba sebenarnya sudah beberapa kuliner kita sudah dikenal di dunia, yang paling dikenal seperti diketahui itu misalnya rendang, nasi goreng dan sebagainya,” ungkap Wapres dalam konferensi pers yang digelar setelah peringatan Hari Perkebunan ke – 74 dan pencanangan Hari Rempah Nasional, di Hotel Niagara, Kecamatan Parapat, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Wapres menyebut, popularitas kuliner tanah air yang kaya akan rempah dan telah mendunia, bisa diikuti pula oleh jenis makanan lainnya.
“Tapi, kita ingin bahwa kuliner kita yang kaya ini dimana-mana, Sumatera Utara ini saya kira kaya sekali, Sumatera Barat dan Makassar juga,” imbuhnya.
“Spice Up the World” juga bisa dituangkan dalam konsep penyajian rempah-rempah, ke dalam bentuk bumbu instan yang dipasarkan ke luar negeri.
“Nah, langkah-langkah ini yang kita akan jadikan satu bersama dengan ekspor rempah-rempah, yang tidak saja dalam bentuk bahan. Tapi, juga dalam bentuk jadi, tapi juga semacam bumbu, seperti saya lihat tadi itu,” terang Wapres.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, rempah merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia, dengan nilai mencapai triliunan rupiah.
“Atas perintah Presiden dan Wapres, ekspor kita untuk rempah itu di sekitar 10 triliun tahun lalu. Oleh karen itu, hari ini Pak Wapres mendorong itu lebih kuat lagi dan kemarin ini kita membuat 10 negara melakukan “One Day Indonesian Coffee, fruits dan flowers. Dan, hasilnya cukup signifikan, triliunan kontrak dari teh, bukan expo, bukan pameran,” papar Mentan.
Petani jahe di Kabupaten Simalungun Hotman Domanik mengharapkan, pemerintah memberikan dukungan dalam menetapkan harga jual komoditas jahe yang merosot jauh belum lama ini.
“Kami berharap pemerintah mendukung kami dari segi harga pasar jahe yang begitu jatuh. Sehingga, kami bisa beradaptasi dengan keadaan kami di ekonomi kerakyatan kami di desa,” ungkap Hotman Domanik kepada RRI.co.id.
“Sebelum Rp 10.000,- perkilogram, dia (jahe) bahkan pernah mencapai Rp 40.000,- terus jatuh Rp 30.000,-, turun lagi 20 bahkan sekarang rendah sekali. Sejak awal tahun (2021),” sambungnya.
Peringatan Hari Perkebunan ke – 74 dan pencanangan Hari Rempah Nasional, di Kabupaten Simalungun, juga dirangkaikan dengan pameran rempah-rempah khas Indonesia.
Andaliman menjadi salah satu rempah asal Sumatera Utara, yang turut dipamerkan dalam expo yang berlangsung di Kota Wisata Parapat