<

Warga Banyuwangi Ciptakan Paving 3D Berbahan Baku Limbah Popok Bayi

BANYUWANGI, IndonesiaPos.co.id

Berbekal masalah limbah popok bayi yang tidak bisa di daur ulang dan mencemari sungai-sungai, Choirul (35) Warga Taman Baru  Kecamatan Banyuwangi ini berinovasi menciptakan  Paving 3D berbahan dasar limbah popok.

Ide tersebut bermunculan setelah melihat berita di media televisi tentang limbah popok dampak bahaya terhadap lingkungan

Menurut Choirul kepada Indonesia Pos, mengatakan limbah popok bisa di manfaatkan beberapa kerajinan tangan dan hasil daur ulang tersebut bisa di gunakan untuk pembuatan Paving 3D kekuatannya setara dengan Paving pada umumnya, setelah proses pendaur ulang, sehingga tidak berdampak terhadap lingkungan.

“Popok bayi jika dibuang secara sembarangan ke sungai bisa mengakibatkan pencemaran air, tanah, laut, dan bahkan mematikan komoditas air. Berlatar belakang hal itu kami ciptakan beberapa hasil dari daur ulang itu seperti vas Asbak,pot bunga,Ganju,Ganci,Gypsum, paving 3D semua itu berbahan baku dari popok bayi kok mas” kata Choirul Sembari menunjukkan Hasil karyanya (27/11/2019).

Choirul  menjelaskan, langkah-langkah membuat Kerajinan tangan dari popok bayi. Pertama, mengumpulkan dan membersihkan popok dengan cara dicuci terlebih dahulu dan beberapa proses lainya. Setelah itu dijemur hingga kering dan dipotong kecil-kecil.

“Semua Popok di pisahkan dari popok bekas BAB (Buang Air Besar) dan air Kecil, lalu dicuci hingga bersih, semua yang ada di popok Itu bisa di gunakan Mas, mulai dari plastiknya , Jel, hingga kotoranya, kalau kotoran BAB bisa di gunakan pupuk organik, setelah di lakukan fermentasi dahulu,”ujarnya.

Baru 1 bulan Choirul menekuni pekerjaan ini dan sementara ini dilakukan sendiri di rumahnya, awalnya dia selalu gagal dari semangat juang tinggi dan peduli terhadap lingkungan, choirul pun berhasil, dari jerih payahnya ini, dirinya terus berinovasi dan membagi ilmunya kepada masyarakat dengan cara menggandeng lurah dan kepala desa untuk melakukan Sosialisasi tentang dampak buruk dan akan di berikan pelatihan untuk cara mendaur ulang pempers.

“Ada juga beberapa daerah luar banyuwangi yang ingin belajar cara mendaur ulang popok ini mas, ya.. seperti di bali, blitar, dan banyak lagi,”katanya

Menurut Choirul, kerajinan tangan yang berbahan baku bisa di pasarkan (red.jual) dengan harga relatif murah, begitu juga, dari pihak dinas Kesehatan Banyuwangi pun memberikan respon positif untuk mengembangkan ide bahkan akan mendampingi untuk melakukan sosialisasi kepada warga.

“Dinas Kesehatan sudah mendapingi saya mas untuk bersosialisasi, saya bangga jika ilmu ini bermanfaat kepada seluruh masyarakat indonesia dan saya ingin membagikan tanpa minta imbalan apapun,” Imbuh Choirul. (ari Bp)

BERITA TERKINI