BLITAR, IndonesiaPos – Warga masyarakat Desa Pohgajih kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar, digegerkan dengan penemuan mayat perempuan di Sungai Brantas.
Korban bernama S (21),warga Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar, ditemukan oleh pencari ikan. Kamis(23/3/2023).
Kapolsek Selorejo Polres Blitar AKP Eko Soejoko, mengatakan, korban ditemukan oleh saksi mata Suwoko, pada hari Kamis, sekitar jam 09.00 WIB, saat mencari ikan di Sungai Brantas.
“Saat mencari ikan menggunakan panah, dan ketika mau memanah, Suwoko melihat sesosok mayat yang tersangkut kayu dipinggir sungai Brantas dan masih berada didalam air,”katanya.
Tanpa basa-basi ia meminta bantuan rekannya untuk membantu mengangkat korban yang sudah dikenali ke pinggir sungai.
“Setelah itu Sukowo melaporkan ke perangkat desa yang diteruskan ke Polsek Selorejo,”ujarnya.
Kapolsek menambahkan, sebelum kejadian sekira 2 bulan yang lalu, korban mengalami depresi sering mendapat bisikan gaib, bahkan korban sempat mau bunuh diri.
“Saat ditemukan korban tersangkut di sebatang kayu didalam air yang hanya menggunakan BH warna coklat dan celana dalam warna hitam. Korban masih menggunakan anting lengkap dan cincin,”ungkapnya.
BACA JUGA :
- Menjelang Ramadhan, Tradisi Nyekar ke Makam Rutin Dilakukan Warga Kediri
- Jelang Perayaan Hari Raya Nyepi di Kediri, Dimeriahkan Pawai Ogoh-Ogoh 2023
- China Tuding AS Provokasi Rusia-Ukraina Terus Berperang
Dari hasil pemeriksaan medis terdapat luka benturan pada bawah telinga dan sudut bibir, masih keluar cairan dari mulut dan hidung, keluar tinja pada dubur, belum ada lebam mayat dan kaku mayat.
“Diperkirakan korban meninggal dunia kurang dari 5 jam dan tidak diketemukan luka bekas benda tumpul atau tajam akibat penganiayaan. Di perkirakan korban bunuh diri dengan melompat ke sungai Brantas yang airnya deras dan dalam,”tandasnya
Menurut Kapolsek, sebelum kejadian, suami korban Azis Prasetyo telah melaporkan ke Kasun setempat, bahwa pada hari Rabu sekira jam 04.00 WIB, korban meninggalkan rumah tanpa ijin suami.
“Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi serta dibuatkan pernyataan mengetahui kepala desa setempat,”jelas Kapolsek Selorejo.
Diketahui, di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Kapolsek Selorejo didampingi Kanit Reskrim, Kepal SPK dan anggota Polsek Selorejo, Kepala SPKT dan anggota piket Reskrim serta Team INAFIS Res Blitar dan Tim Gerak Cepat Puskesmas Boro. (Lina)