<

Warga Korban Eksekusi Tetap Bertahan, dan Berharap Mendapatkan Ganti Rugi

BANYUWANGI, IndonesiaPos.co.id

Pasca eksekusi oleh PN Banyuwangi, korban pergusuran lahan yang  terjadi beberapa hari yang lalu di jalan kepeting Link. Stendo, Kelurahan Tukang Kayu, membuat korba trauma.

Supinah (52), ibu dari 2 anak ini salah seorang yang rumahnya rata dengan tanah yang menjadi korban eksekusi, mengaku tetap bertahan di lokasi, karena tidak memiliki tempat tinggal lain. Dia pun tidur di sekitar rumahnya yang sudah rata dengan tanah. (15/11/2019)

“Kalau saya tidurnya lokasi rumah saya ini. Kalau warga yang lain ada yang tidur di bawah pohon pisang. Pokonya masih banyak yang tidur di sekitar sini,” curhat Supinah

beratapkan langit Supinah berteduh tanpa ada penerangan lampu, kebingungan untuk mencari tempat tinggal pasalnya, dirinya, tidak mempunyai sanak keluarga,

“Hingga sekarang mas saya tidak punya untuk menyewa untuk tempat tinggal, kasian anak-anak saya ini, Saya tidak mendapat ganti rugi. Boleh dicek,” jelas Supinah.

Supinah mengaku jika dirinya dulu membeli sebidang tanah seluas 10 x10 meter kepada suwarso (ahli waris) seharga rp. 9 juta tahun  1994. hasil uang untuk membeli lahan tersebut hasil dari, dikit demi sedikit supinah menabung, hingga terkumpul lalu uang tersebut di belikan lahan itu

“Dulu saya menabung mas, susah mencari uang itu mas, kenapa sekarang saya bernasib seperti ini” sedih Supinah.

Untuk diketahui,  ada sekitar 45 Rumah milik warga  di eksekusi yang dilakukan oleh pengadilan negeri Banyuwangi, tanah hak milik itu di menangkan oleh  RM Suwoyo Alias Gatot, sesuai dengan putusan MA tanggal 26 agustus 1999 nomor 2017  K./ PDT/1996 jo putusan pengadilan tinggi Jawa timur 30 oktober 1995  no 419/PDT/ 1995/ PT. SBY Jo putusan pengadilan negeri tanggal 15 Desember 1994 nomor 45/ PDT . G/1994/PN. BWI.

Berdasarkan informasi yang di himpun, hingga hari ini warga yang menjadi korban belum mendapatkan ganti rugi. Beberapa warga terlihat mencari puing-puing miliknya  seperti kayu, kusen jendela, dan daun pintu. dari rumahnya yang sudah hancur berantakan untuk di ambil.

“Kusen jendela ini saya ambil mas, dan beberapa kayu usuk yang patah-patah saya jual mas, agar bisa beli nasi” kata warga korban penggusuran kepada Indonesia Pos (Ari Bp)

BERITA TERKINI