JEMBER, IndonesiaPos
Sabtu sore sekira pukul 19.00, terlihat rombongan kendaraan bermuatan bed (tempat tidur) dan peralatan kesehatan menuju Hotel Rembangan. Salahsatu BUMD milik Pemkab yang selama ini menjadi ikon wisata di Jember.
Entah siapa yg memulai, warga sekitar rembangan kemudian terlihat ramai ramai mencegat atau mengikuti rombongan kendaraan tersebut untuk menolak rencana Bupati Jember menjadikan Hotel Rembangam sebagai tempat karantina bagi Orang orang yg berstatus ODP, ODR
Berikutnya, tak butuh waktu lama, di beberapa WA grup seketika tersebar video aksi spontan penolakan warga tersebut. Tentunya dengan berbagai versi dan gaya penyampaian informasi semakin liar.
Sedang pihak Pemkab sendiri, tidak terlihat dan terdengar upaya memberikan informasi sebenarnya ttg apa yg sedang terjadi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Gatot Triyono hanya menjawab singkat. “Belum Monitor” jawabnya melalui HP.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, telah beredar di media sosial foto Bupati sedang melakukan rapat bersama Komandan Kodim 0824. Issue yang beredar, Bupati melaksanakan rapat tertutup untuk menyiapkan Rembangan sebagai tempat karantina bagi Orang orang yg berstatus ODP dan ODR.
Anehnya, Hasil Keputusan rapat tertutup tersebut tidak pernah diumumkan secara resmi oleh Pemkab Jember.
Selain Rembangan, berita tentang Bupati akan menjadikan Stadion JSG sebagai tempat karantina juga telah tersebar luas. Bahkan beberapa foto terlihat salah satu lorong (ruang) di JSG dengan beberapa bed yang terpasang mengesankan JSG siap sebagai tempat karantina.
Website resmi milik Pemkab Jember, jemberkab.go.id, sampai dengan Sabtu 28 Maret pukul 23.00 samasekali tidak menyebutkan informasi tentang rencana dan apalagi tentang kejadian di Rembangan.
Website ini justru hanya memposting berita tentang kegiatan Bupati mengumumkan Status Jember KLB Covid-19 dan satu berita lagi tentang sosialisasi keputusan Bupati membatasi jam operasional pedagang di Pasar tanjung dan penerapan tapis (screening) ketat untuk masyarakat yang masuk ke Kabupaten Jember.
Informasi yang diterima IndonesiaPos dari sumber yang dapat dipercaya dari RSD dr.Soebandi menyebutkan sejumlah bed dan peralatan kesehatan tersebut adalah milik Puskesmas puskesmas.
” Kalau peralatan dan tenaga kesehatan Puskesmas diangkut ke JSG dan Rembangan, bagaimana Puskesmas bisa optimal melayani warga” sesal sumber tersebut menyayangkan.
Sayangnya, sumber terpecaya tersebut tidak mau identitasnya dipublish.
“Lebih lebih Pemprov Jatim sudah merilis RS rujukan Penyakit Covid-19 sebanyak 5 RS di Jember” sambungnya.
Issue dan pertanyaan wargapun semakin liar dan melebar kemana mana.
Herwan Agus Darmanto, Camat Arjasa akhirnya datang menemui warganya di Pendopo Desa Kemuning Lor dan menerangkan tentang apa sebenarnya yang terjadi.
Hotel Rembangan akan digunakan untuk menampung warga Jember yang baru datang dari kota-kota zona merah corona untuk diobservasi selama 14 hari.
“Jangan ngomong karantina. Kesannya tidak baik. Siapa yang ngomong karantina?” terangnya
“Yang sakit positif itu dirawat di RS Daerah dr. Soebandi. Yang belum positif dibawa ke sana (ke Hotel Rembangan, red). Sampeyan ingat-ingat ini,” kata Herwan. Mereka baru akan diizinkan pulang ke rumah setelah dipastikan sehat dalam waktu 14 hari itu. Dengan demikian tidak berpotensi menulari orang sekitar mereka di kampung halaman. (Why)