BLITAR, IndonesiaPos – Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA) Blitar menggelar “Temu Kangen Riyoyoan” di wisata gunung Gedang Candi Waringin Branjang Desa Gadungan Kecamatan Gandusari kabupaten Blitar Minggu (8/5/2022).
Acara tersebut dihadiri ketua umum YAPETA H.Tinton Suprap, ketua FKPPI dan tokoh seni budaya Blitar.
Dalam pertemuan halal bihalal tersebut disampaikan akan dibangun Joglo Pamuksan “Tetenger Napak Tilas Perjuangan” Shodanco Suprijadi dan memperkenalkan Hutan rempah Nusantara sebagai wisata edukasi dan Taman Hiburan Rakyat.
“Mohon sampaikan salam saya pada Bupati Blitar agar pembangunan joglo secepatnya terwujud supaya kegiatan peta perintis kemerdekaan supaya teralisir, direstui dan promaklasikan,”tegas Tinton.
Ketua umum YAPETA juga sangat mendukung akan dibangunnya Joglo Pamuksan. Sebab, menurutnya semua kegiatan yang sifatnya ada sejarah wawasan kebangsaan bisa disentralkan ditempat Napak tilas Supriadi yang jejaknya sudah tidak kita ketahui lagi.
“Kita bangkitkan 14 Pebruari sebagai lahir nya pembela tanah air, supaya masyarakat itu tahu tanpa Blitar Indonesia belum tentu ada, dengan Supriadi itu pemberontak kita tahu bahwa kita kuat dan kita bisa merdeka, buktinya kita merdeka,” kata Tinton kepada Reporter IndonesiaPos.
Tinton berpesan , figur figur itu harus betul-betul didukung, jangan saling berkompetisi, Blitar tidak ada apa apanya tanpa ada proklamator Sukarno.
“Masyarakat Indonesia yang tadinya tahun 45 hanya 50 juta orang, sekarang sudah 270 juta jangan sampai kita tercerai berai tidak karuan,”tegas Tinton.
Lebih lanjut Tinton mengatakan, dengan dibangunnya joglo dan monumen musium Peta ini harus dirawat, karena perang gerilya hingga melahirkan Peta. “Kalau tidak ada Sudirman, orang peta tidak ada perang gerilya,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua YAPETA Blitar Tutut Giranto menambahkan, Peta adalah cikal bakal TNI, Peta adalah satu satunya sayap perjuangan bangsa, pada tahun 1908 hingga 1914, Mbah Cokro mendirikan syarikat Islam, Mbah Akhmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dan Mbah Hasim Asyari mendirikan Nahdlatul ulama. Setahun kemudian Bapak Bangsa Bung karno mendirikan partai Nasional Indonesia (PNI).
“Semua ini sayap politik perjuangan kemasyarakatan, hingga tahun 1945 lahir tentara sukarela Peta, dan satu satunya sayap militer perjuangan bangsa yang tidak terbantahkan. Jadi pembangunan joglo untuk mengenang tapak tilas Supriadi,”ungkapnya.
Ditempat yang sama ketua FKPPI Blitar Tuti Chomariyah mengatakan, bagaimanapun Indonesia ini akan menjadi jaya apabila selalu mengingat sejarah. Sementara Blitar tidak bisa terlepas dari sejarah pendirian bangsa, karena porosnya itu ada di Blitar.
“Kita ingatkan pada semua generasi muda utamanya supaya mengenal dan mengerti akan sejarah, sejarah bangsa Indonesia harus tetap di ingat tanpa mengingat sejarah kita akan lupa asal-usul nya bahwa dengan darah para pahlawan Indonesia ini bisa merdeka,”ujar Asisten I Sekda Blitar ini.
Tuti Chomariyah juga mengatakan, inisiasi dari yayasan pembela tanah air (YAPETA) Blitar ini akan membangun suatu Joglo Pamuksan yang ada di gunung Gedang ini Monggo, akan di urus segala sesuatunya, sehingga legalitas yang ada bisa terwujud, sehingga dikemudian hari tidak ada persoalan apapun. Dan ini memang bisa di tempatkan suatu edukasi juga untuk generasi muda dan edukasi sejarah.
“Tentu saja pemerintah harus mendukung yang memang untuk meningkatkan kepedulian generasi muda akan sejarah bangsa Indonesia karena yang akan mengisi Indonesia ini maju tidaknya adalah ditangan generasi muda,”tegasnya.(Lina)