<

Yulianto Ingatkan Kejari Bondowoso, Agar Tak Main-Main Terkait Kasus Sumur Bor

BONDOWOSO, IndonesiaPos – Kasus Proyek Pembangunan 28 saluran bawah tanah tahun anggaran 2019, di Bondowoso yang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso, hingga kini belum ada titik terang.

Salah satu aktifis dan pegiat Anti Korupsi Bondowoso, Yulianto, menyorot dugaan kasus tersebut. Dia sangat mendukung upaya Kejaksaan Negeri Bondowoso yang sudah turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan mengusut terkait proyek saluran air bawah tanah.

Namun, belakangan kasus yang menyita perhatian masyarakat Bondowoso didduga belum ada kejelasan. Dirinya mempertanyakan dugaan kasus tersebut, sejauh mana pihak Kejari melakukan penyelidikan. Sebab, kasus ini sudah 5 bulan, tapi belum ada penjelasan dari pihak Kejari. “Sedangkan penyelidikan sudah cukup lama hingga kurang lebih lima bulan,”kata Yulianto.

Menurutnya, proyek dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2019 sebesar Rp100 hingga 115 juta per titik tersebut diduga sarat dengan permainan. Dan diduga kuat ada keterlibatan politisi juga ikut bermain dengan program tersebut.

“Makanya saya minta kepada pihak Kejari Bondowoso agar dapat mengusut tuntas dugaan kasus ini,dan saya pun akan tetap terus mengawal proses ini, agar Kejari tidak main-main dengan kasus ini,”ujar aktifis yang suka pimpin demo ini.

Yulianto menegaskan, proyek yang dikerjakan sejak bulan Juli 2019 tersebut seharusnya sudah selesai diakhir tahun 2019. Namun, faktanya hingga saat ini masih banyak yang belum selesai hingga melampaui tahun 2020. “Ini sudah jelas melanggar,”ujarnya.

Meskipun kegiatan ini dikerjakan swakelola seharusnya tidak boleh melebih tahun anggaran. Apalagi dananya sudah terserap 100%. “Ada apa ini? Nah, ini yang harus diungkap oleh Kejaksaan. Karena rumor yang berkembang kasus ini diduga dihilangkan,”ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Ali Manysur, mengungkapkan, sudah bisa melihat semua kegiatan proyek yang dikerjakan secara swakelola, ternyata tidak berfungsi. Padahal anggarannya sudah 100 %, tapi ini tak kunjung selesai, terus siapa yang mau nanggung anggarannya untuk melanjutkan kegiatan ini.

“Maka saya minta kepada kelompoknya dalam satu minggu kedepan kegiatan ini harus sudah selesai. Kalau tidak maka Komisi II akan melaporkan kepada pihak yang berwajib,”kata Politisi PKB asal Dapil IV ini.

Ali Mansyur menambahkan, proyek pengeboran saluran tanah yang nantinya akan membantu masyarakat petani untuk mengairi lahan pertanian, tapi anehnya masih memakai tandon, seberapa kuat tandon itu yang ukuran 1000 liter itu mengairi sawah.

“Proyek ini tujuannya untuk membantu irigasi bagi pertanian, itulah roh program ini, dan sampai hari ini tidak sesuai dengan rencana kegiatan itu, karena sudah melampaui tahun anggaran,”imbuhnya.

BERITA TERKINI

IndonesiaPos