Editorial IndonesiaPos
Gema selogan Bondowoso Melesat yang didengungkan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso dibawah kepemimpinan Salwa Arifin hampir 4 tahun jalan ditempat.
4 tahun Salwa Arifin pimpin Bondowoso mengalami kemundurun jika dibandingkan pada jaman kepemimpinan Amin Said Husni. Betapa tidak, ketika dilihat dari segi pembangunan, Ekonomi, Pariwisatna, semua tidak terlihat.
Bahkan, yang menonjol adalah kasus korupsi Rumah sakit yang saat ini masih dalam proses di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, dan menyusul sejumlah kasus yang sudah masuk di Kejaksaan Negeri dan Polres Bondowoso.
Selain itu, infrastruktur jalan mulai dari kota hingga pedesaan rusak parah. Padahal, Bupati pernah berjanji akan membangun dari pinggiran, dan ternyata hanya omong kosong, karena tidak terdapat program dan gebrakan yang berarti.
Melihat kenyataan itu, Kabupaten Bondowoso dirasa tidak bergairah. Seperti pepatah lama mengatakan “Hidup Segan Mati Tak Mau, Bondowoso Melesat Tapi Meleset”
Harapan masyarakat Bondowoso terhadap Salwa Arifin menjadi Bupati Bondowoso akan lebih baik dari Bupati sebelumnya, namun faktanya mengalami kemunduran.
Jika dibanding dengan kabupaten tetangga seperti Situbondo, Banyuwangi dan Jamber, yang berlari cepat meninggalkan Bondowoso yang semakin tertinggal.
Seperti Pariwisata, Potensi Alam Kawah Ijen, Kawah Wurung, yang dimiliki Bondowoso hanya terkenal namanya. Sementara tsarana dan prasarana seperti infrastruktur yang rusak merata. Jika dilihat infrastruktur dari Banyuwangi menuju Kawah Ijen sangat bagus, sehingga wisatawan lebih enak dari Banyuwangi daripada Bondowoso yang jalannya membahayakan.
Sedangkan di Kabupaten Jember, pembangunan infrastruktur jalan dari kota hingga ke dusun-dusun terlihat merata. Tidak jauh berbeda dengan Kabupaten Situbondo, yang terus berlari membangun peradaban.
Sementara di Bondowoso hanya jalan yang menuju kerumah Bupati yang terlihat bagus, desa yang lain hancur.
Ditulis Oleh : Hery Masduki
