BONDOWOSO – IndonesiaPos
Warga Desa Sukorejo dusun Kluncing di hebohkan pungutan liar (Pungli) oleh kelompok air minum, hingga mencapai jutaan rupiah dan akhirnya didengar oleh LSM Berdikari Bondowoso.
Diketahui, kelompok himpunan pemakai air tersebut didirikan oleh Kopertasi Rejotani pada tahun 2013 silam, diperuntukkan kepada kelompok tani kopi. Namun, belakangan bagi warga yang mau menggunakan air minum tersebut dikenahi harus membayar ratusan ribu bahkan hingga jutaan rupiah.
Hanya saja keberadaan uang tersebut tidak jelas keberadaan, sehingga ada indikasi penggelapan bagi ketua kelompok tersebut.
Ketua LSM Berkari Bondowoso, Hery Masduki mengaku kalau dirinya sudah melakukan investigasi ke desa Sukorejo, dan bertemu sejumlah warga.
“Untuk mengetahui informasi itu, awalnya saya mendatangi seorang tokoh didesa setempat. dan tokoh itu mengaku kalau asal usul air hippa tersebut didirikan oleh Koperasi Rejotani, untuk para petani kopi,”katanya.
Menurut Hery, tokoh tersebut menyebutkan, bahwa setelah itu maka didirikannlah organisasi kecil yang terdiri dari 6 kelompok, dengan tujuan untuk mengelola air tersebut. Sementara nama-nama ketua kelompok antara lain, H.Er, Sukarjo, Suradi, Imron, Subaili, dan Paito alias Pak Aris.
“Menurut informasi yang saya dapat, setelah H Er meninggal dunia, tiba-tiba salah satu ketua kelompok yang bernama Paito menyatakan diri menjadi koordinator menggantikan H Er. Padahal, Paito menjadi koordinator itu tanpa pilihan, sehingga keberadaannya dipertanyakan,”ujarnya.
Meski demikian, tambah Hery, orang yang bernama Paito itu sangat kuasa dalam menentukan kebijakan. Seperti mengangkat orang untuk melakukan pungli terhadap warga, diantaranya, Sunito/Eeng, Pak Us, Ipung/Yanti dan Sabdan.
“Untuk sementara informasi itu yang saya dapat dari salah satu tokoh itu, selanjutnya dalam waktu saya berencana akan melaporkan kasus pungli ini ke aparat penegak hukum (APH), agar mengungkap keberadaan uang hasil pungli itu,”imbuhnya. (Guido)