JAKARTA, IndonesiaPos – Densus 88 Antiteror Polri tengah berkoordinasi bersama enam negara yang diketahui di dalamnya terdapat organisasi jaringan teroris yang mendanai aktivitas kelompok Jamaah Ansharu Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Indonesia.
Hal tersebut dingkapkan Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, bahwa koordinasi ini dilakukan agar aparat di negara-negara itu agar aktif mencegah suplai dana untuk kelompok teroris di tanah air. Sementara enam negara yang dimaksud, antara lain Trinidad Tobago, Maladewa, Venezuela, Jerman, Malaysia, dan Filipina.
Baca : specialis-pencuri-ranmor-di-15-tkp-berhasil-ditangkap-polres-bondowoso
Baca : mabes-polri-tetapkan-30-tsk-pelaku-kerusuhan-saat-demo-di-papua/
Baca : polda-kepri-ungkap-perdagangan-orang-di-the-exotic-pub-ktv-2/
“Kami undang masing-masing Kedubes ada liason officer (LO) di bidang kemananan dan pertahanan,
untuk mengkomunikasikan sekaligus tukar menukar informasi terkait jaringan terorisme di Indonesia dan di beberapa negara,” ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Dedi Prasetyo mengungkapkan, selama ini pasokan dana yang datang dari keenam negara itu diberikan melalui Saefullah yang diketahui sebagai anggota JAD. Saat ini, dia asuk dalam DPO.
“Info yang saya dapat dalam waktu dekat ini Densus mengundang para perwakilan Kedubes untuk saling tukar informasi, yang tujuannya untuk mengungkap jaringan JAD yang di Indonesia maupun di beberapa negara,”ungkapnya.
Lebih jauh Dedi menjelaskan, Saefullah itu menerima aliran dana dari Trinidad Tobago sebanyak enam kali, dari Maldives sebanyak dua kali, kemudian dari Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia satu kali. Dan uang senilai Rp413.169.857 diterima kelompok teroris Indonesia sejak Maret 2016 hingga September 2017 lewat Western Union.
“Pengirimnya dari Trinidad Tobago bernama Yahya Abdal Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, Furkan Cinar,” ungkapnya.
Sedangkan, pengirim dari Maladewa diketahui bernama Ahmed Afrah dan Muslih Ali. Kemudian pengirim atas nama Pedro Manuel Moralez Mendoza dari Venezuela, Mehboob Suliman dan Simouh Ilyaas dari Jerman. Jonius Ondie Jahali yang Malaysia.
“Semua ini berhasil kita ungkap hasil kerjasama semua pihak yang terkait, dan selanjutnya tinggal menunggu kometmen negara-negara yang menjadi donatur JAD di Indonesia,”imbuhnya. (*)