PAMEKASAN,IndonesiaPos
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Jawa Timur melakukan kunjungan ke Lapas Kelas II-A Pamekasan. dalam rangka Monitoring Pengawasan dan Pengendalian (Bintorwaspal).
Didampingi Kalapas Kelas II-A Pamekasan, M Hanafi. Kadivpas Kanwil Jatim Hanibal memantau langsung kebersihan dan sarana prasarana yang terdapat di Lapas Pamekasan,Rabu (30/12/2020).
“Sebagai Kadivpas Kanwil Jatimyang baru saya memiliki tugas ini, sekaligus melaksanakan monitoring ke seluruh Lapas se Jawa Timur, mulai kemarin saya sudah keliling mulai dari Lapas Bangkalan, Sampang, Sumenep dan terakhir hari ini saya ada di Pamekasan,”kata Hanibal.
Selain monitoring, kata Hanibal, pinhaknya ingin mengetahui pendisiplinan lembaga pemasyarakatan, utamanya yang berkaitan dengan narkoba. “Kebetulan dari Tim kami ini Biro Halinar (Handphone, Narkoba dan Pungutan Liar), yang akan kami zerokan semuanya di seluruh Jawa Timur,”jelas Hanibal.
Ditegaskan , kunjungannya ini ingin menseriusi masalah narkoba. Menurut dia, tidak ada kata itu melindungi baik itu petugas maupun binaan, semuanya akan ditindak tegas apabila ada petugas terlibat narkoba, bahkan akan dilakukan pemecatan. tandas nya.
“Hasil monitoring di Lapas Pamekasan sudah baik, pertahankan dan tingkatkan pengelolaan lingkungan yang sudah tertata rapi,”pesanya.
Ia juga berpesan agar terus meningkatkan program pembinaan yang sudah terlaksana dengan baik, tingkatkan solidaritas antar petugas sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan secara maksimal.
Hanibal juga menghimbaukan agar protokol kesehatan di Lapas Pamekasan harus diterapkan seketat mungkin mengingat masih mewabahnya virus Covid-19 dan Lapas merupakan salah satu tempat yang rentan terjangkit oleh virus Covid-19.
Masih ditempat yang sama, Kalapas Pamekasan M Hanafi menyambut baik atas kedatangan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Jatim, sehingga dapat memacu untuk menjadi lebih baik,
“Kami ucapkan terimasih atas motivasinya kapada kami, karena beliau merupakan bapak yang kami dibanggakan. Kita jangan melihat bunga mawar karena ada durinya. Melihat durinya tanpa menghilangkan mawarnya. Artinya kita harus pesimis karena melihat bunganya,keindahannya. Jadi kita itu harus melihat positifnya jangan melihat keburukannya agar kita bisa lebih maju,”tukasnya.
Menurut Hanafi, motivasi yang diberikan kepada dirinya terkait Halinar, sehingga jangan sampai ada handphone, narkoba dan pungli di lapas. Apa yang dipersepsikan oleh masyarakat jangan sampai salah dan gagal faham.
“Karena di Lapas ini kami membina orang jadi baik, jangan selalu menganggap mereka penjahat, mereka tidak jahat, siapa yang mau masuk penjara?, maka mereka harus diperlakukan sebagai orang yang tersesat yang nantinya kita akan bina, dan diberi pengetahuan untuk bisa lebih baik,”tegas Hanafi.
Pengasuh Pondok Pesantren Attaubah ini, menegaskan, orang yang tidak pernah dipenjara belum tentu lebih baik dari orang yang berada di dalam lapas. Hanafi mencontohkan di Afrika, banyak bekas para napi menjadi presiden.
“Untuk kita jangan hanya melihat durinya saja nanti lama kelamaan melihat durinya akan jadi tertusuk terus menerus,”ucapnya.
Hanafi juga juga berterimakasih kepada media yang antusias mengawasi lapas. ”Satu hal yang ingin saya katakan, kalau saya bukan tipe orang yang anti di kritik, orang yang mengkritik saya merupakan penjaga setia hati dan jiwa saya dengan selalu mengingatkan, dan mereka seakan-akan bekerja untuk saya tanpa bayaran untuk menjaga hati dan jiwa saya,”pungkasnya. ( Heny )