JEMBER, IndonesiaPos – Sekitar 50 rekanan pengadaan proyek wastafel , Rabu (2/2/2022) siang mendatangi kantor Pemkab Jember. Mereka menagih janji Kepastian pembayaran proyek wastafel tahun 2019 kabupaten Jember yang hingga kini belum ada kejelasan.
Proyek pengadaan wastafel sendiri diadakan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran covid 19 pada jaman bupati Faida. Menurut informasi yang berhasil dihimpun media menyebutkan khusus untuk proyek wastafel , hutang yang masih belum terbayar kepada pihak ketiga kurang lebih Rp.85 milyar.
Angka tersebut menurut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI menyebutkan, sudah dilakukan pemeriksaan dengan bukti administrasi kelengkapan yang memenuhi prosedur kurang lebih Rp.31 Milyar.
Sedangkan sisanya kurang lebih Rp 54 milyar masih belum memenuhi unsur kelengkapan pencairan mengingat SPJ nya masih belum terperiksa sebagai syarat pencairan keuangan proyek oleh pihak Pemkab Jember
Sebelumnya pernah ada pertemuan antara pihak rekanan wastafel dengan bupati Jember, Hendy Siswanto untuk membahas persoalan solusi pencairan keuangan proyek wastafel mengingat proyek tersebut dilakukan pada era bupati aebelumnya.
Hasilnya Hendy saat melakukan audensi dengan sejumlah rekanan beberapa waktu meyakinkan bahwa pembayaran proyek wastafel yang “mangkrak” hingga hampir 2 tahun lebih tersebut akan segera terbayarkan dengan syarat menunggu payung hukum untuk pencairan, termasuk dengan upaya melakukan gugatan perdata ke pengadilan. Namun sayangnya hingga kini janji tersebut belum ada kepastian.
Hambali, koordinator rekanan tagih hutang wastafel Jember kepada media mengungkapkan keluh kesah para rekanan . Menurutnya sudah banyak korban jatuhnya perekonomian para rekanan akibat belum terbayarnya hutang wastafel tersebut. “Kami mohon kepada bupati untuk segera membayarnya,”ungkapnya.
Sudah banyak rekanan yang bangkrut akibat belum terbayarnya proyek tersebut. ” Kami sudah terkapar karena akibat belum terbayarnya proyek tersebut. Mobil saya habis, truk saya habis untuk mendanai proyek tersebut. Sudah tidak ada lagi sudah,” tambahnya.
Kondisi ini ungkap Hambali, masih belum dibebani biaya pembayaran kepada pihak toko penyedia bahan, biaya bunga bank. Hal ini semakin memperparah keterpurukan beban rekanan penggarap wastafel yang belum terbayar.
Hal senada juga disampaikan ihwan widiowono, menurutnya, para rekanan pada hari ini meluncurkan surat penagihan hutang pembayaran wastafel ke bupati mengingat sudah lama menunggu ternyata tidak ada kepastian kapan akan segera terbayarkan.
Sebelumnya menurut Ihwan, sudah pernah ada pemeriksaan pemberkasan terkait prosedur pembayaran wastafel tersebut, termasuk kwitansi dan kelangkapan administrasi lainnya. Namun ternyata ada kebijakan lagi dari bupati dengan menerjunkan tim ahli Bupati untuk memeriksa ulang kelengkapan administrasinya.
” Tapi ujung-ujungnya tetap sama, tidak ada kejelasannya.kasihan para rekanan. Sebab ada diantara mereka yang sampai rumahnya dijual, bahkan orang tuanya sampai meninggal karena memikirkan persoalan ini,”ujarnya
Karena itu lanjutnya, ia bersama teman-teman berkirim surat tagihan kepada bupati untuk bisa diperhatikan dan ada kepastian kapan segera terbayarkan,”pungkasnya.(Kik)