SUMENEP, IndonesiaPos
Pemuda dan Mahasiswa yang tergabung dalam Pusat Atensi Kebijakan (Pusaka) melakukan unjurasa didepan kantor Dinas Kebudayaan Pemdua Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep. Masa menilai, Disbudporapar dianggap penuh dengan kemaksiatan. Selasa (31/10/2023)
Kordinator aksi Noris Sabit mengatakan Disbudporapar Sumenep, selama dipimpin Mohammad Iksan tidak ada perubahan signifikan,
“Salah satunya adalah program santri enterpreuner yang tidak jelas keberadaan dan outputnya, hal ini mengidentifikasikan program ini fiktif bahkan merugikan keuangan daerah,”kata Noris
Noris Sabit menjelaskan, jangan sampai santri enterpreuner di jadikan objek program fiktif oleh sekelompok orang, karena santri masih lebih fokus ke pendidikan pondok pesantren.
“Belum saatnya di jadikan objek kewirausahaan, karen hasilnya terbukti tidak jelas,”tegasnya.
Sedangkan festival yang di angkat selama ini tidak mengandung unsur kebudayaan khas Madura dan kearifan lokal, kecuali music tong tong.
“Ini jelas kepala Disbudporapar masih belum mampu mengejawantahkan nilai-nilai kearifan local. Karena selama memimpin Disbudporapar mengalami stagnan, sehingga sangat disayangkan oleh warga Sumenep”ungkapnya,
“Kami menolak kalender even tahun 2024, dan hentikan program siluman santri enterpreuner,”pungkasnya.
Sementara itu, pihak Disbudporapar belum memberikan keterangan terkait tudingan para pengunjukrasa yang menganggap program santri enterpreuner.(Amin/Hen)