<

Ada Informasi 40 Santri Al-Irsyad Terjangkit DBD, Ini Penjelasan Kadinkes Bondowoso dr M Imron

BONDOWOSO, IndonesiaPos – Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, dr.H.Muhammad Imron, mengklarifikasi terkait pengaduan warga, kalau di pondok pesantren Al-Irsyad ada 40 orang santri terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Mendengar informasi itu, pihak Dinkes Bondowoso langsung menurunkan tim kesehatan untuk ngecek kebenaran informasi itu. Ternyata dari hasil investigasi ke ponpes Al-Irsyad, tim kesehatan tidak menemukan adanya DBD.

Menteri Erick Thohir Perintahkan BUMN Farmasi Periksa Obat-Obatan

“Dari hasil investigasi itu tidak ada santri Al-Irsyad ter-diagnosis  DBD. Memang ada 3 santri Post Typoid tapi sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Karena tidak terlihat jentik di kamar mandi santri dan semua Lingkungan terlihat bersih,”kata Kadinkes, dr. M Imron, melalui mesege WhatsApp kepada IndonesiaPos. Rabu, (26/10/2022).

Lebih jauh Imron mengungkapkan, kalau sampai ada 40 anak tejangkit DBD,  pihaknya tidak akan tinggal diam, dan pasti turun untuk melakukan penyelidikan terhadap penyebab anak yang sakit itu.

“Dan apabila itu betul terjangkit DBB, maka akan dilakukan penyelidikan penyebabnya, dan untuk memastikan ditempat itu menjadi sarang nyamuk,”tegasnya.

Wabub Blitar Tinjau Peredaran Obat Sirup Di Sejumlah Apotek

Menurutnya, yang menjadi penyebab DBD itu adalah nyamuk  Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutellaris, sehingga kemudian akan dilakukan foging untuk membasmi nyamuknya.

“Karena sebetulnya semprot foging itu hanya membunuh nyamuknya. Jika  sarang jentiknya itu  tidak dibasmi, maka juga percuma,”ungkapnya.

“Oleh karena itu, kemarin sudah saya katakan, bahwa saya butuh data siapa nama santri yang sakit, dan sekarang ini ada dimana dan alamatnya juga, saya hanya butuh satu atau dua orang saja,”tambahnya.

Telusuri Jalur Logistik Untuk IKN, Presiden Jokowi Naik KRI Escolar-871

Lebih jauh Imron mengemukakan, jika ada warga Bondowoso yang terjangkit DBD, dipastikan akan tidaklanjuti oleh Puskesmas untuk turun ke lokasi  melakukan penyelidikan terhadap Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutellaris. Setelah itu baru dijadwalkan penyemprotan.

“Bukan kita tidak mau melakukan penyemprotan terhadap wilayah yang rawan DBD, karena sampai sekarang belum ada kasus DBD yang yang dilaporkan oleh pihak Puskesmas ke Dinkes.”ucapnya.

Polres Lingga Himbau Apotik Tak Menjual Sirup Hasil Rekomendasi BPOM

Tidak hanya itu, tambah Imron, RSD juga punya sistem yang namanya kewapadaan dini rumah sakit (KDRS) apabila ada kasus DB maka rumah sakitpun bisa melaporkan kepada Dinkes.

“Jangankan sampai 40 orang yang terkena DBD, satu aja pasti kita tindak lanjuti,”imbuhnya.

BERITA TERKINI