<

Agar Dapat Bantuan Dari Kemenag RI, YLP Ponpes Nurul Jali “Manipulasi Data Siswa”

SUMENEP,IndonesiaPos

Yayasan Lembaga Pendidikan (YLP) Pondok Pesantren (Ponpes), Nurul Jalil, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Jawa Timur, mendapat bantuan operasional Covid-19 dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag-RI), di soal oleh masyarakat setempat. Lantaran diduga kuat ada manipulasi data siswa.

Bantuan sebesar Rp 50 juta itu, untuk biaya operasional, namun diduga pihak Ponpes Nurul Jali menggelembungkan jumlah siswa. Hal tersebut terbongkar setelah salah satu guru, Taufik, di MTS Nurul Jali, mengaku jumlah siswa  keselurahan sesuai absensi yang ada. Walaupun Taufik merasa gugup untuk berkata jujur.

“Saya tidak tau berapa jumlah siswa disini karena data bukan saya yang pegang,”ucapnya. Rabu, (17/03/2021)

Dia mengaku, kalau jumlah siswa MTs Nurul Jali ini, dari kelas I sampai kelas III hanya 50 siswa, dan Jumlah siswa keseluruhan MTs 50 siswa,.

Salah satu Siswa kelas 3 MA Nurul jali mengungkapkan, bahwa jumlah siswa kelas 1 ada 8 siswa, sedangkan kelas II ada 6 siswa, kelas III ada 12 siswa. “Ya ada juga ruang kelas yang kosong karena tidak ada gurunya,” ujar siswa yang sedang belajar di ruang sekolah tersebut,” terangnya

Jumlah murid di Yayasan Nurul Jali itu, hanya kurang lebih 150 orang. “Ini kan sudah patut diduga sudah melakukan penggelembungan murid (Santri),”kata Asmuni.

Dia menjelaskan, sesuai aturan kementerian agama (Kemenag) RI,

Untuk 500 santri ke bawah masuk golongan pesantren kecil mendapatkan Sebesar Rp 25 juta.

Sedangkan jumlah siswa 500 sampai 1.500 santri kategori sedang, dan mendapatkan Sebesar Rp 40 juta dan di atas 1.500 itu kategori besar mendapatkan Bantuan operasional covid-19 sebesar Rp 50 juta.

“Ponpes ini hanya mempunyai murid tidak sesuai dengan aturan, diduga Mark up siswa, dan menerima bantuan kategori golongan ponpes besar. Ini sudah menyalahi juknis, tidak masuk akal,”ucapnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jali, Desa Pakamban Daya, K M. Khairi Rumi, terkesan menutup diri saat ditemui media untuk dimintai klarifikasi persoalan data siswa tersebut. (amn/hen)

BERITA TERKINI

IndonesiaPos