SAMPANG,IndonesiaPos
Petani bawang merah di Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong Sampang terancam gagal panen, akibat curah hujan sejak beberapa pekan terakhir ini, sehingga tanaman bawang mereka rusak dan membusuk sebelum masa panen.
Seperti yang dituturkan oleh salah seorang petani bawang merah, bernama Jumadi (33). Dia mengatakan, tanaman bawang merah miliknya saat ini mulai membusuk, dan ini terlihat pada bagian bonggol bawang dan daun yang mulai layu.
“Tanaman bawang merah saya sudah layu dan buahnya membusuk, disebabkan curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir ini,”jelas Jumadi. Kamis (04/02/2021).
Meski begitu, dirinya mengaku tak akan surut untuk menanam bawang merah. Untuk membuat bawang merah bisa aman, dirinya harus semakin rajin melakukan perawatan dengan cara memeriksa tanaman dan penyemprotan.
“Jika ditemukan ada tanaman yang layu segera dicabut agar tidak menular ke lainnya,”ungkapnya.
Masih kata Jumadi, tanaman bawang merah ini sangat rentan terhadap cuaca hujan, sehingga perubahan cuaca sangat mempengaruhi kualitas tanaman.
“Bawang merah itu cocok ditanam pada musim kemarau. Jika kebanyakan air justru tanaman itu akan membuat tanaman layu dan membusuk sebelum masa panen,”tutur dia.
Dia mengemukakan, bibit bawang merah yang ditanam itu sebanyak 200 kilogram. Sementara biaya pengelolaan saat musim hujan ini sebesar Rp 25 juta termasuk pengolahan lahan, pemupukan, penyemprotan, pembelian mulsa dan bibit.
Agar tanaman itu tumbuh dengan bagus, maka harus disemprot obat anti layu yang dilakukan setiap tiga hari sekali dan jika tidak maka bawang merah akan mati.
“Karena biasanya jika sudah terkena penyakit layu akan sulit untuk dipulihkan,”pungkas Jumadi. (fan/hen)