KOTA BEKASI, IndonesiaPos.co.id
Lantaran tidak mau terus disoroti, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akhirnya memberikan kursi dan meja ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pekayon Jaya III Kecamatan Bekasi Selatan. Ratusan meubeler itu dipasok dari sejumlah Sekolah Negeri yang ada. Bahkan persoalan ini menjadi sorotan Wakil rakyat Kota tersebut.
Walikota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, penyaluran kursi serta meja bagi sekolah tersebut, dilakukan pihaknya karena proses lelang pengadaan meubeler bagi sejumlah sekolah membutuhkan proses yang lama. Fasilitas sekolah itu di dapatkan Dinas Pendidikan (Disdik) setelah melakukan pendataan kelebihan kursi dan meja. Sehingga pihaknya pun langsung mendistribusikan itu ke SDN Pekayon Jaya III.
“Hasil penyisiran ke sekolah, ada 240 kursi dan meja yang tidak terpakai. Kami merger meubeler ini sembari menunggu pengadaan baru selesai. Kan butuh proses yang panjang, dan jika menunggu ini kasihan siswa disini,” katanya saat dijumpai di SDN Pekayon Jaya III, Selasa (17/9).
Orang nomor satu di Kota Bekasi ini pun mengaku, sangat heran melihat adanya sekolah yang belum memiliki meubler. Padahal, anggaran yang disediakan Pemkot untuk melengkapi seluruh fasilitas Sekolah Negeri telah cukup besar diberikan kepada Disdik. Namun, justru hal ini belum tersalurkan sama sekali.
“Saya sendiri sempat menanyakan ini sama Kadisdik, dan disebutkan alokasi anggarannya untuk membangun gedung sekolah baru sama ruang kelas baru. Memang sempat ada pengadaan meubler, hanya jumlahnya sedikit. Makanya kami terus evaluasi anggaran pendidikan di Disdik,” papar Rahmat.
Karena selama dua tahun siswa di SDN Pekayon Jaya III ini belajar lesehan, Rahmat pun meminta maaf pada para siswa. Dia pun berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah berani mengungkapkan permasalahan ini ke media massa. Dirinya meminta Disdik secepatnya menyelesaikan tender meubler, agar segera di distribusikan ke sekolah yang belum memiliki kursi serta meja.
“Kami minta maaf atas masalah ini, dan cukup salut dengan para siswa yang sabar belajar dengan kondisi seperti ini. Kami berjanji masalah ini tidak akan terulang lagi. Tendernya harus dipercepat agar siswa bisa belajar di meja dan duduk dikursi,” ucapnya.
Terpisah, anggota DPRD Kota Bekasi, Arif Rahman Hakim menuturkan, tidak adanya kursi dan meja di sekokah negeri ini merupakan bentuk kegagalan kinerja dari Pemkot Bekasi. Salah satunya pada program menyamaratakan dan meningkatkan mutu pendidikan dikawasan tersebut. Mengingat program ini menjadi produk unggulan dari Walikota Bekasi sendiri.
“Pemangku kebijakan jangan bilang sudah berhasil, kalau hasilnya masih ada sekokah negeri dengan kondisi memprihatinkan seperti ini. Miris lah, Kota Bekasi yang sudah masuk dalam kota percontohan, dengan kemajuan pembangunannya, kok masih ada ya generasi bangsa sekolah dengan kondisi kaya gitu,” tutur politisi PDIP ini.
Ditambahkan Arif, Pemkot Bekasi harus serius dalam menindaklanjuti masalah tersebut. Apalagi, persoalan ini menyangkut dunia pendidikan yang berkaitan dengan masa depan anak bangsa. Dirinya pun meminta orang nomor satu di kota ini melakukan evaluasi kinerja Disdik Kota Bekasi.
“Pemkot harusnya malu dengan Pemkab Bekasi dalan memajukan pendidikan. APBD mereka itu dibawah Kota Bekasi, tetapi disana lebih maju. Kalau bukan Pemkot ke siapa lagi masyarakat kota ini mengadukan ini,” pungkasnya.(nia)