<

BPID Sosialisasi Pancasila Pada Kalangan Muda dan Akademisi di Banyuwangi

BANYUWANGI, IndonesiaPos.co.id

Diikuti ratusan para pengajar di sejumlah dan perguruan tinggi di Banyuwangi menghadiri acara sosialisasi Pancasila kepada tenaga pendidik sebagai upaya mencegah bibit – bibit intoleransi, terorisme dan radikalisme di kalangan pemuda di Hotel Santika Banyuwangi. Minggu,(1/12/2012)

Staf Khusus Ketua Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Lia Kian, menegaskan modernisasi dan pengaruh budaya barat berpotensi menjadikan kalangan muda terpapar intoleransi, radikalisme dan terorisme. Sehingga BPIP gencar melakukan pendekatan edukasi dan kultural pada kalangan millenial sebagai proteksi dini.

“Mumpung jumlah anak muda yang terpapar radikalisme belum tinggi dilakukan pencegahan. Termasuk antisipasi pengaruh budaya barat, ngefans dengan artis Korea sampai meniru model berpakaian. Pengaruh rokok Vape yang merupakan tradisi orang Arab. Lha sekarang itu teradopsi oleh kalangan muda kita,” ungkapnya.

Ditegaskan, di Indonesia, intoleransi dan radikalisme belum krisis. Tapi perlu dilakukan proteksi dini karena 10-15 tahun lalu masalah ini belum muncul. Masalah itu baru berkembang beberapa tahun terakhir.

“Pancasila harus dipahami oleh semua kalangan bahwa final sebagai dasar negara. Pendidikan formal dan informal sama – sama berpengaruh dalam membendung radikalisme serta intoleransi,”lanjutnya .

Sementara itu, Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subahariyanto sebagai pemateri acara tersebut,mengatakan, tak menampik jika bibit radikalisme tumbuh tidak jauh dari perguruan tinggi. Saat ini dibutuhkan standarisasi kurikulum pengajaran pancasila yang tepat.

“Mereka bisa menjadi teroris hanya diajari dari medsos. Kami berkepentingan bersinergi dengan BPIP sehingga materi pendidikan dan cara mengajarkan pancasila pada anak didik tepat,” urainya.

Para guru tidak bisa mengajarkan pancasila asal comot. Sebab radikalisme dan terorisme tidak dapat ditangani secara instan. Semuanya harus didukung deradikalisasi yang terintegrasi.

“harus didukung dengan sistem deradikalisasi yang terintegrasi. Kalau deradikalisasi soal kemiskinan maka kemiskinannya harus dituntaskan,” imbuhnya. (Ari Bp)

BERITA TERKINI