JEMBER, IndonesiaPos – Sejumlah rekanan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Korban Wastafel Jember (FKKWJ) hari ini, Kamis (25/2/2022) berangkat ke mapolda Jawa Timur. Mereka melaporkan kerugian yang mereka alami pasca belum Terbayarnya Hutang wastafel selama 2 tahun.
Iswahyudi, koordinator FKKWJ saat dihubungi media menjelaskan dirinya hari ini berangkat ke Surabaya untuk melaporkan kerugian rekanan wastafel yang rekanan alami ke direskrimsus Polda Jatim .
” Upaya ini kami lakukan untuk mencari kepastian hukum terkait persoalan mengapa hingga kini belum ada pembayaran hutang wastafel,” terangnya.
Selama ini lanjut Wahyudi sapaan akrab Iswahyudi sudah berkali-kali rekanan menanyakan kepada bupati soal kepastian kapan hutang wastafel tersebut dibayarkan pihak Pemkab Jember . Namun sayangnya bupati masih bersikukuh tidak akan membayar selama belum ada rekomendasi dari APH.
” Alasan bupati inilah yang menjadi dasar bagi kami untuk melaporkan persoalan kerugian rekanan wastafel ke Polda sebagai salah satu aparat penegak hukum,”ujarnya .
Upaya lain untuk mencari kepastian hukum ungkap Wahyudi telah dilakukan rekanan korban wastafel dengan memasukkan gugatan kepengadilan negeri Jember beberapa waktu lalu. ” Tinggal tunggu bagaimana proses selanjutnya. Tapi yang jelas berbagai upaya akan kami lakukan untuk mendapatkan hak kami karena kewajiban kami untuk menyelesaikan pemesanan wastafel sudah kami jalankan,”terangnya.
Saat di Polda, Wahyudi rencananya juga akan mempersoalkan terkait dugaan pengalihan anggaran sebesar Rp 28 Milyar yang masuk dalam LHP BPK untuk pembayaran hutang wastafel. ” Akan kami sampaikan juga mengapa anggaran yang rencananya digunakan untuk membayar wastafel ternyata diduga dialihkan untuk kegiatan lainnya,” tanya Wahyudi.
Sebelumnya aksi menuntut hak pembayaran hutang wastafel juga sempat disampaikan dalam bentuk aksi turun ke jalan. Ratusan orang berorasi didepan pendopo wahya wibawa Graha untuk menanyakan hutang wastafel ke bupati, meski aksi tersebut tidak bisa mendapatkan jawaban memuaskan dari bupati Hendy karena informasi yang berkembang dilapangan, pada saat aksi bupati sedang turun ke lapangan .
Tidak puas dengan melakukan aksi ke jalan, rekanan yang tergabung dalam FKKWJ juga menggelar aksi bermalam didepan pendopo dengan membuka tenda bagi korban wastafel. Namun sayangnya tak berselang lama, tenda tersebut dibongkar paksa Satpol PP dengan alasan mengganggu ketertiban umum.(Kik)